“Ah! Jangan gombal, mas!”
“Gimana, say? Mau gak menikah denganku?”
“ Tanya ama bapak saja, mas.”
“Cihuyyy!!” Joko berteriak kegirangan karena mendapat lampu hijau dari D-wee.
Dengan persiapan yang sangat sederhana dan dibantu oleh Pak Kades dan Bu Kades Desa Rangkat, si Joko melamar D-wee.
“Pak Bain, saya berniat melamar D-wee menjadi istri saya,” kata Joko melakukan lamaran kepada Bain Saptaman, ayah kandung D-wee.
“Hmm…mas kawinnya apa?” selidik Bain kepada Joko.
“Seperangkat alat sholat dan sejumlah uang tunai beserta satu sepeda onthel, pak.”
“Lho! Mengapa sepeda onthel? Kamu mau menghina saya ya?”
“Tidak, bapak. Sepeda ontel itu yang nanti akan kami pakai untuk keliling Desa Rangkat setelah akad nikah selesai.”
“Baiklah kalau begitu. Tapi setelah itu sepeda ontelnya buat saya ya!”