Mohon tunggu...
Inge
Inge Mohon Tunggu... -

Menyenangi KESEDERHANAAN. EGO tidaklah sederhana tetapi CINTA.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kisah Inge: Antara Janda dan Istri Joko Erdhianto

20 November 2010   00:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:27 4352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Waduh! Gak pernah diperiksa, mbak. Takut sayanya,” jawab si Joko agak gemetaran.

“Saya lebih takut lagi lihat Mas Joko meringis. Udah, sini saya periksa giginya. Pokoknya gratis deh!” jawab D-wee setengah memaksa karena kasihan melihat si Joko.

Demikianlah si Joko dan D-wee mulai akrab satu sama lain sebagai teman. Si D-wee memang sangat ramah terhadap siapa saja, tak pernah membedakan orang berdasarkan status atau materi. Dia senang bercengkerama dengan Joko karena Joko selalu mendengarkan keluh kesah hatinya manakala dia diantar becak oleh Joko. Kesetiaan Joko mendengarkan ocehannya dan kesederhanaan falsafah hidupnya benar-benar membuat D-wee menikmati persahabatan diantara mereka berdua. Dan sebagai lelaki normal, Joko pun menyenangi D-wee yang sangat ramah dan baik hati ini. Kala mereka berdua tenggelam dalam sebuah percakapan, maka seolah dunia hanya milik mereka berdua yang akhirnya lama kelamaan menumbuhkan bunga-bunga asmara diantara keduanya.

“D-wee, aku udah menduda selama empat tahun. Jika Tuhan mengijinkan, aku ingin mengakhiri masa dudaku ini,” demikian suatu saat Joko berkata kepada D-wee.

“Ya, udah. Mas cari aja yang sesuai kebutuhan, jangan sesuai kemauan, karena kemauan itu selalu lebih besar daripada kebutuhan. Dan lagi, kemauan itu belum tentu adalah kebutuhan, tetapi sebaliknya kebutuhan sudah pasti merupakan kemauan kita entah disadari atau tidak,” jawab D-wee mencoba memberi masukan kepada Joko.

“Kamu benar, D-wee. Dan orang yang kubutuhkan itu adalah kamu,” tandas Joko tanpa basa-basi.

“Mas?!” D-wee terperanjat namun bahagia mendengar penuturan Joko.

Sejak saat itu Joko dan D-wee menjalin kisah asmara yang serius dan kini telah memasuki bulan keenam. Joko merasa sudah cukup waktunya masa perkenalan ini karena sebelumnya mereka telah berteman dan telah saling bertukar cerita dan pengalaman hidup masing-masing. Karenanya dia bermaksud melamar D-wee.

“D-wee, will you marry me?” tanya Joko kepada D-wee.

“ Opo sih, mas? Ora ngerti bahasane. Mbok ya pake boso Jowo aja. Aya-aya wae kamu, mas. Sing mboten-mboten!” jawab D-wee pura-pura tak mengerti karena tersipu malu dan terperanjat dengan lamaran Joko.

“Oalah, D-weeee...D-wee! Kamu kalau ngambek gitu makin cantik aje!”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun