Mohon tunggu...
Keisha Azzahra Zalyaputri
Keisha Azzahra Zalyaputri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Airlangga

Saya memiliki hobi menyanyi dan membaca. Saya suka sesuatu yang dapat memberikan insight baru terhadap cara pandang saya

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Benarkah dengan Menulis Gratitude Journal Bisa Membuat Hidup Lebih Bahagia?

19 Juni 2022   15:15 Diperbarui: 19 Juni 2022   15:26 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Sudah tidak dipungkiri bahwa kebahagiaan merupakan salah tujuan utama manusia untuk hidup, sehingga banyak usaha yang senantiasa manusia lakukan untuk mencapai goals tersebut. Bagi sebagian orang, kebahagiaan tidak hanya diukur dari kesejahteraan ekonomi dan material saja, tetapi dari bagaimana sebagai manusia merasakan kepuasan dan kesejahteraan batin. 

Banyak dari kita yang menganggap bahwa kepuasaan hanya muncul dari sesuatu yang besar dan membanggangkan, nyatanya, pemenuhan kepuasaan bisa dilakukan dari rangkaian hal - hal kecil dan tumbuh dari perasaan syukur. Perasaan syukur ini terkadang terlalu disepelekan bagi sebagian orang karena dianggap terlalu idealis dan terlalu membesar - besarkan hal kecil. 

Padahal, perasaan syukur inilah yang akan membantu kita untuk  menahan segala keserakahan, keambisian, dan perasaan - perasaan lain yang membuat hidup kita merasa “kurang” di mata kita. Pada dasarnya, hidup itu tidak akan pernah cukup, apabila dari diri kita sendiri tidak tahu kapan batas kita harus berhenti, maka yang tersisa hanyalah perasaan “kurang”, perasaan “kosong”, dan kekesalan - kekesalan yang muncul akibat tidak terpenuhinya keinginan. 

Oleh karena itu, kita sebagai manusia harus dapat mengontrol dorongan pemenuhan kepuasaan dari dalam diri kita dengan cara mensyukuri apa yang sudah kita dapatkan sekarang, tanpa perlu mengelu - elukan hal yang tidak pasti di masa depan, dalam rangka untuk merasakan kebahagiaan. 

Pada kenyataannya, perasaan syukur tidak serta merta dimiliki oleh semua orang dengan jumlah yang sama. Ada orang yang memang mudah untuk merasakan syukur dari apa yang mereka punya, ada pula orang yang lebih mementingkan pemenuhan kepuasaan mereka dahulu, dan menilai kebersyukuran hanyalah produk keluaran dari keberhasilan yang mereka punya. 

Oleh karena itu, kemampuan seseorang untuk merasakan syukur akan berbeda satu sama lain, sama saja halnya ketika ada orang yang mampu mengontrol emosi mereka, dan ada orang yang lebih suka melepaskan emosi mereka. Namun, sama juga dengan mengontrol emosi, perasaan bersyukur ini nyatanya bisa dilatih. 

Pemaknaan dari hal apa saja yang dapat dimaknai sebagai kebersyukuran tentu sifatnya subjektif dan dinilai tergantung dari individu masing - masing, tetapi “kesadaran” akan kesejahteraan kecil yang akan merujuk ke perasan syukur, tentu dapat kita latih. Salah satunya dengan menggunakan gratitude journal. 

Apa itu Gratitude Journal?

Gratitude journal adalah sebuah buku harian di mana kita dapat secara teratur mencatat berbagai macam hal yang kita syukuri. Kita bisa melakukannya dengan jurnal kertas dan pena atau bahkan secara digital dengan aplikasi. Dengan menulis di gratitude journal, seseorang dapat mengingat hal-hal baik yang terjadi dalam hari-hari mereka, meskipun terkadang terasa sulit. 

Gratitude Journal akan mengajak seseorang untuk berkaca dan mengevaluasi hari yang telah mereka lewati, lalu menuliskan hal - hal positif yang mereka dapatkan di hari itu, sekecil apapun skalanya. 

Bisa saja yang ditulis hanya sekedar “tadi setelah bangun tidur sempat sarapan” atau “hari ini cuaca sangat berangin”, sekecil apapun kegiatannya apabila menimbulkan sedikit kebahagian atau kenikmatan bagi diri kita, maka itu sudah cukup untuk kita dapat syukuri.

Manfaat Gratitude Journal

Dengan menulis gratitude journal, seseorang dapat “keep in track” hal - hal baik yang telah terjadi dari hari yang sudah dilewati. Mengingat dan memberikan pemaknaan dari hal- hal kecil itu, akan membuat seseorang merasa bersyukur dan merasa peaceful. Perasaan - perasaan inilah yang akan mendorong seseorang untuk lebih mudah untuk merasakan kebahagiaan. 

Selain itu, melatih kebersyukuran dengan menulis gratitude journal juga dapat menurunkan level stress dari seseorang, serta meningkatkan self awareness. 

Karena dengan menjurnalkan hal - hal baik yang sudah dilewati, seseorang dapat lebih paham mengenai dirinya, mengenai apa yang sebenarnya penting bagi mereka, mengenai apa yang mereka seringkali fokuskan, serta mendapat pencerahan, mana hal yang bisa mereka lakukan, mana yang tidak. 

Pemahaman yang lebih mendalam tentang diri kita yang sebenarnya, akan merujuk kepada self love dan perasaan “kepuasan” akan diri diri sendiri, sehingga seseorang akan lebih mudah untuk merasakan kebahagiaan.

Bagaimana Menulis Gratitude Journal?

Setelah mengetahui manfaat dari gratitude journal, tentu banyak yang bertanya - tanya, lalu cara menulis gratitude journal yang baik seperti apa?, sebenarnya format atau isi dari masing - masing jurnal bersifat bebas, sesuai kreativitas individu masing - masing saja. Namun, setidaknya isi dari gratitude journal mencangkup point - point di bawah ini :

  • Peristiwa kecil yang dapat membuat tersenyum atau lega

  • Peristiwa yang tidak diekspektasikan, namun mendapat hasil yang baik

  • Keamanan dan kenyamanan kecil yang dirasakan

  • Perasaan bangga terhadap diri sendiri, sekecil apapun perasaannya

Balik lagi seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, bahwa isi dari gratitude journal bersifat bebas, jadi silahkan tambahkan point - point penting sendiri sebanyak mungkin, sesuai preferensi.

Akhir kata, kebahagiaan muncul bukan hanya hasil dari kepuasan ketika mencapai hal besar, tetapi bisa muncul dari hal - hal kecil yang bisa kita syukuri. Syukur adalah jalan untuk seseorang merasakan rasa “cukup” dalam hidupnya, jalan untuk seseorang dapat merasakan kepuasan dalam hidup mereka, jalan untuk seseorang merasakan kebahagiaan yang tidak bersyarat. 

Seberapa kecil skala dari kebahagiaan tersebut, kebahagiaan tetaplah kebahagiaan. Tidak ada satupun orang yang bisa memberikan indikator dari kebahagiaan itu sendiri, untuk itulah kita yang harus mendefinisikan kebahagiaan apa yang sesuai dengan diri kita. 

Dengan melatih kebersyukuran yang kita punya, seseorang akan satu langkah lebih maju untuk merasakan kepuasaan dan kebahagiaan dalam hidup mereka. 

Gratitude is a powerful catalyst for happiness. It’s the spark that lights a fire of joy in your soul.” – Amy Collette

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun