Pada adegan di atas, pengurus federasi mengumumkan kegiatan timnas di luar latihan, seperti makan malam bersama anggota partai dan para sponsor timnas, hal tersebut tentu saja ditentang oleh pelatih timnas karena dapat mengganggu konsentrasi pemain yang sedang dalam persiapan untuk mengikuti turnamen, selain itu pelatih timnas juga sempat mengatakan kepada pengurus federasi.
"Jangan ganggu anak-anak dengan urusan politik kalian"
Adegan dan dialog tersebut sangat sesuai dengan apa yang terjadi dengan Sepak Bola di Indonesia yang sering dimanfaatkan oleh segelintir orang untuk kepentingan politik mereka.
Dalam adegan tersebut, terlihat salah satu pengurus federasi memarahi pelatih karena tidak memainkan anaknya yang bernama Efendy dalam pertandingan melawan Filipina.
Adegan tersebut merupakan kritik terhadap fenomena "pemain titipan" yang ada di timnas Indonesia, tentu saja adanya "pemain titipan" dapat mengganggu pelatih dalam menyiapkan tim yang sesuai dengan kebutuhannya karena tidak diberikan kebebasan penuh dalam memilih pemain.
Nasionalisme dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mencintai bangsa dan negara, Mulyana (dalam Martaniah, 1990) mendefinisikan nasionalisme dengan kesadaran bernegara atau semangat nasional.
Dalam film "Garuda di Dadaku 1" semangat nasionalisme ditunjukan dari keinginan Bayu untuk masuk Sekolah Sepak Bola, dia mengatakan kepada pelatih SSB tersebutÂ
"Saya mau jadi pemain bola, saya mau lolos seleksi timnas u-13 pakai lambang Garuda di Dada".