Mohon tunggu...
Kevin Aditya Putra
Kevin Aditya Putra Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

What's the Story Morning Glory?

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Garuda di Dadaku 1 dan 2: Film Anak Dengan Kritik Pedas Untuk Sepak Bola Indonesia

15 Desember 2020   13:34 Diperbarui: 15 Desember 2020   13:47 633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada adegan di atas, pengurus federasi mengumumkan kegiatan timnas di luar latihan, seperti makan malam bersama anggota partai dan para sponsor timnas, hal tersebut tentu saja ditentang oleh pelatih timnas karena dapat mengganggu konsentrasi pemain yang sedang dalam persiapan untuk mengikuti turnamen, selain itu pelatih timnas juga sempat mengatakan kepada pengurus federasi.

"Jangan ganggu anak-anak dengan urusan politik kalian"

Adegan dan dialog tersebut sangat sesuai dengan apa yang terjadi dengan Sepak Bola di Indonesia yang sering dimanfaatkan oleh segelintir orang untuk kepentingan politik mereka.

dokpri
dokpri

Dalam adegan tersebut, terlihat salah satu pengurus federasi memarahi pelatih karena tidak memainkan anaknya yang bernama Efendy dalam pertandingan melawan Filipina.

Adegan tersebut merupakan kritik terhadap fenomena "pemain titipan" yang ada di timnas Indonesia, tentu saja adanya "pemain titipan" dapat mengganggu pelatih dalam menyiapkan tim yang sesuai dengan kebutuhannya karena tidak diberikan kebebasan penuh dalam memilih pemain.

Nasionalisme dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mencintai bangsa dan negara, Mulyana (dalam Martaniah, 1990) mendefinisikan nasionalisme dengan kesadaran bernegara atau semangat nasional.

dokpri
dokpri

Dalam film "Garuda di Dadaku 1" semangat nasionalisme ditunjukan dari keinginan Bayu untuk masuk Sekolah Sepak Bola, dia mengatakan kepada pelatih SSB tersebut 

"Saya mau jadi pemain bola, saya mau lolos seleksi timnas u-13 pakai lambang Garuda di Dada".

dokpri
dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun