Mohon tunggu...
Kevin Aditya Putra
Kevin Aditya Putra Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

What's the Story Morning Glory?

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Garuda di Dadaku 1 dan 2: Film Anak Dengan Kritik Pedas Untuk Sepak Bola Indonesia

15 Desember 2020   13:34 Diperbarui: 15 Desember 2020   13:47 633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber:https://www.mizanproduction.com/portfolio-items/garuda-didadaku/

dokpri
dokpri

Bukan menjadi seperti Bayu yang mentalnya down ketika diledek karena kalah dalam pertandingan persahabatan, serta menyalahgunakan kekuasaanya sebagai kapten untuk menyuruh Pak Wisnu (pelatih) mencadangkan Yusuf karena takut tersaingi.

Paradigma Kritis adalah ilmu sosial sebagai suatu proses yang secara kritis mengungkap the real structures di balik struktur nyata yang nampak, dengan tujuan membentuk suatu kesadaran sosial untuk memperbaiki dan merubah kondisi kehidupan manusia (Guba dan Lincoln, 1994)

Meskipun bergenre keluarga dan anak, film "Garuda di Dadaku 1 dan 2" mempunyai pesan-pesan kritis terhadap Sepak Bola Indonesia.

dokpri
dokpri

Adegan tersebut saat kakek Bayu memarahi Bayu karena ketahuan sedang menonton pertandingan Sepak Bola.

Pada saat itu kakek Bayu mengatakan

"Pemain Bola itu tidak bermutu, tidak elit, kerja kok nendangin bola, ya sekarang memang dibayar mahal, kalau cedera bagaimana? Apalagi sepak bola di Indonesia, jadi penonton saja bisa mati"

Dialog tersebut adalah fakta, karena beberapa kasus klub Sepak Bola di Indonesia pernah menelantarkan (tidak membiayai proses penyembuhan cedera) pemainnya yang cedera, dan pendukung antar klub Sepak Bola yang suka bentrok hingga meninggal pun adalah fakta yang terjadi di Sepak Bola Indonesia.

Adegan atau dialog yang mengkritik Sepak Bola di Indonesia ditampilkan pada beberapa adegan dalam film "Garuda di Dadaku 2"

dokpri
dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun