Mohon tunggu...
Gunawan Wibisono
Gunawan Wibisono Mohon Tunggu... Administrasi - Palembang, Sumatera Selatan

puisi adakalanya menggantikan rembulan diwaktu malam dan hadir menemanimu di siang hari tatkala hatimu gundah maka aku adalah puisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Memintal Keringat

3 Februari 2023   23:09 Diperbarui: 3 Februari 2023   23:23 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(1)

Nak, pintallah kayu-kayu itu menjadi batu

Ukir ia dengan kesabaran air

Sebagaimana api kecil yang membakar tungku

Tanaklah ikhtiarmu tanpa keluh-kesah

(2)

Nak, setiap perjalanan akan memikul buahnya sendiri

Usah sering-sering melongok ke belakang

Karena onak dan duri-duri tajam adanya di sana

Jangan biarkan rajutan keringatmu yang membuncah tumpah

(3)

Nak, jika lelah telah mengundangmu rehat, tersenyumlah

Teruskan langkahmu bulatkan tekad

Tetaplah setia memintal kayu-kayu hingga menjadi batu mulia

Sebagaimana doa-doa kami tak hentinya menyertaimu  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun