Mohon tunggu...
Gunawan Wibisono
Gunawan Wibisono Mohon Tunggu... Administrasi - Palembang, Sumatera Selatan

puisi adakalanya menggantikan rembulan diwaktu malam dan hadir menemanimu di siang hari tatkala hatimu gundah maka aku adalah puisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kupu-Kupu Malam

31 Januari 2023   11:23 Diperbarui: 31 Januari 2023   11:32 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

(1)

Di sebaliknya senyum nan malu-malu itu

Mengintip sepasang mata genitmu yang nakal

Ada seperti ucap ingin rahasia yang sembunyi diam-diam

Menyelinapkan seolah dekap sayangmu diantara rima sunyi

(2)

Membaca aksara di sepasang mata genitmu

Terbaca puisi-puisi diri yang sempurna menyembunyikan luka

Tentang sungguh betapa hambarnya derai canda tawamu  

Tentang lelahnya sepasang hak sepatumu menunggu

(3)

Di sebaliknya sepasang mata genit yang nakal

Terjalin centang perenangnya dekap ingin yang masai    

Menelanjangi bulat-bulat segala aksara diri siapapun yang lalai

Waktu yang beringsut tiba-tiba saja kusut membelenggu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun