(1)
Di sebaliknya senyum nan malu-malu itu
Mengintip sepasang mata genitmu yang nakal
Ada seperti ucap ingin rahasia yang sembunyi diam-diam
Menyelinapkan seolah dekap sayangmu diantara rima sunyi
(2)
Membaca aksara di sepasang mata genitmu
Terbaca puisi-puisi diri yang sempurna menyembunyikan luka
Tentang sungguh betapa hambarnya derai canda tawamu Â
Tentang lelahnya sepasang hak sepatumu menunggu
(3)
Di sebaliknya sepasang mata genit yang nakal
Terjalin centang perenangnya dekap ingin yang masai  Â
Menelanjangi bulat-bulat segala aksara diri siapapun yang lalai
Waktu yang beringsut tiba-tiba saja kusut membelenggu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H