[caption caption="dokpri"]
Setelah bertanya kesana kemari dengan bahasa tarzan karena hampir masyarakat di sini tidak mengerti bahasa inggris dan hanya bermodalkan kamus saku kecil dan peta aku  akhirnya menemukan bus  dengan no 867, konon dari cerita-cerita yang kudapat bus ini akan mengantarkan kita dari Dongzhimen hingga The Great wall, dan ini bus satu-satunya...jika yang lain kita di haruskan transit dan oper dengan travel kendaraan lainnya...
Bus melaju dengan membawa mimpi dan senyum getirku, sebuah keputusan hebat dan ini masa depanku, mungkin ini sebuah keegoisan akan tetapi selalu ada harga yang harus di bayar mahal untuk sebuah cita-cita...tanpa terasa air mata menetes di kedua kelopak mataku...Tuhan Engkau selalu tahu yang terbaik dari keinginanku...ku emban amanah ini dengan tidak begitu mudah atas nama bangsa dan tanah airku aku gadaikan segala hal yang menjadi kecintaanku, demi sebuah pengabdian
Alhamdulillah akhirnya sampai juga ...
[caption caption="dokpri"]
Suhu sekitar  5 derajat celcius...dan gerimis pula, subhanalloh dingin luar biasa...Tuhan ini kenikmatanMu...
Maha karya yang menakjubkan dan ini ada karena atas kehendakMu...
Senyumku dan syukurku akhirnya kembali penaku menari di atas kebaikan semesta, lapar dan dahagaku terbayar di atas mimpi-mimpi yang tercapai...
Ku tunaikan Dzuhur dan asharku dii atas Great Wall dan ini begitu luar biasa...tanpa ijin dan kehendak Mu aku tidak akan sampai kesini, sekian dari koleksi mimpi-mimpiku...
[caption caption="dokpri"]
Meninggalkan jejak senyum untuk beijing...meski pedih dan sepi namun Tuhan percayakan ruh di setiap tulisan-tulisanku...dan ini tidak tergambarkanÂ