Mohon tunggu...
Kazena Krista
Kazena Krista Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Photographer, Media Freelancer

Best in Opinion Nominee of Kompasiana Awards 2021 dan 2024 | Peduli menyoal isu-isu terkini terutama sosial-budaya dan gender | Verba Volant Scripta Manent | Kerja sama: kazena.krista@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Simalakama Budaya Jalan Kaki di Indonesia

27 Agustus 2024   06:10 Diperbarui: 28 Agustus 2024   10:08 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi jalan kaki adalah budaya keseharian di Jepang. (Sumber via Kompas.com) 

Kamuflase segala sesuatu harus cepat inilah yang agak bikin menggelitik. Padahal kita tidak sedang mensejajarkan waktu dengan kereta yang akan lewat seperti halnya orang-orang Jepang!

Tidak semua orang Indonesia—tidak semua dari kita—sadar literasi tentang kesehatan bahwa jalan kaki 150 menit seminggu penting untuk tubuh.

***

Pada akhirnya, kita memang tidak bisa mengubah budaya dan sistem yang ada di masyarakat—yang kita juga menjadi bagian di dalamnya; kita hanya bisa mengubah perilaku kita sebagai individu.

Jika memang sulit 10 ribu langkah sehari, menuntaskannya HANYA dengan 15 menit dari jadwal harian juga patut dirayakan.

Tidak perlu selalu patuh pada aturan baku, cukup menjadikannya pelan-pelan sebagai gaya hidup baru.

Tabik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun