Mohon tunggu...
Kazena Krista
Kazena Krista Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Fotografer

Best in Opinion Nominee Kompasiana Award 2021 | Peduli menyoal isu sosial-budaya dan gender | Kontak: kazena.krista@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Memutus Rantai KDRT pada Perempuan, Mungkinkah?

15 Agustus 2024   20:17 Diperbarui: 15 Agustus 2024   20:45 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi korban KDRT yang enggan melapor karena banyak faktor. (Foto oleh Mart Production | Sumber Pexels.com) 

Tidak perlu menguras isi laut untuk memulainya, terapkan saja dari mulai hal-hal sederhana dalam proses tumbuh kembangnya. 

#1 Perempuan dan laki-laki setara di rumah

Ajarkan anak sedini mungkin bahwa tidak ada "pekerjaan" perempuan atau laki-laki. Ajak anak untuk terlibat pada segala sesuatu yang berhubungan dengan urusan domestik rumah tangga. Karena tidak ada ruginya laki-laki bisa memasak, perempuan juga bisa membersihkan kamar mandi atau pasang regulator gas. 

Baca juga: Cegah Stunting: Praktikkan Diet Gula pada Anak Balita 

#2 Perempuan dan laki-laki setara dalam memperoleh pendidikan

Sebuah fakta yang tak terbantahkan bahwa banyak pernikahan yang terjadi terhadap perempuan di beberapa daerah di Indonesia lantaran akses pendidikan yang tidak setara. 

Ilustrasi korban KDRT yang mengalami depresi (Foto oleh RDNE Stock Project | Sumber Pexels.com) 
Ilustrasi korban KDRT yang mengalami depresi (Foto oleh RDNE Stock Project | Sumber Pexels.com) 

Kultur budaya "dapur-sumur-kasur" yang masih dipraktikkan menempatkan perempuan pada posisi yang lemah dan berdaya sehingga akibat dari praktik ini tak jarang banyak mengakibatkan pernikahan dini atau pernikahan di bawah umur (pernikahan anak?). 

Pemikiran kritis dari satu individu TIDAK terbentuk dalam semalam. Percayalah. 

Jadi, jangan jadikan perjuangan R.A Kartini dan kedua saudara perempuannya sia-sia!

#3 Luruskan mindset dan stigma jelek 

Seiring bertambahnya usia anak, para orang tua juga bisa mengedukasi dengan meluruskan beberapa mindset dan stigma jelek. 

Ada beberapa yang bisa dijadikan highlight dalam pointer ini:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun