Tapi, saya menangis karena saya menyadari bahwa saya tetaplah seorang anak yang pada akhirnya menghadapi kenyataan ditinggal pergi kedua orang tuanya untuk selamanya (tak peduli saya adalah telah menjadi manusia dewasa yang mampu bertanggung jawab terhadap diri sendiri)—yang selanjutnya akan menghidupi kenangan demi kenangan yang mereka tinggalkan—setiap hari.
Mengapa saya merasa saya tidak pernah didatangi lewat mimpi?
Itu karena jauh sebelum saya mendengar Gala Bunga Matahari—beserta dengan caranya merayakan kehilangan—saya sudah menyadari dengan penuh sungguh jika kematian itu niscaya dan saya telah "selesai" pada keduanya.Â
Tapi, cinta mereka sebagai orang tua tetap untuk selamanya.Â
***
Saya bukan pengekor hanya karena lagu ini viral dan menjadi tren (sering dilantunkan di banyak platform media sosial), lantas saya merasa perlu ikut ambil bagian membagi kisah kehilangan saya;
Baca juga: Trend Dumb Phone Menggugat Realitas
ini hanya sebagai pengingat bahwa saya adalah sosok yang ditinggalkan itu.Â
Meski sekarang saya berjuang untuk terus menghidupkan kenangan dengan memperdengarkan lagi bagaimana suara dan wajah keduanya—selama mereka membersamai saya—dalam ingatan saya namun sekarang saya semakin jauh memperlebar ruang ikhlas di hati saya.Â
Saya baik-baik di sini. Berbahagialah.Â
Terima kasih, Sal...Â
Tabik.