Mohon tunggu...
Kazena Krista
Kazena Krista Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Photographer, Media Freelancer

Best in Opinion Nominee of Kompasiana Awards 2021 dan 2024 | Peduli menyoal isu-isu terkini terutama sosial-budaya dan gender | Verba Volant Scripta Manent | Kerja sama: kazena.krista@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

4 Hal yang Menyebalkan sebagai Wedding Photographer Saat di Lapangan

30 Juli 2024   20:52 Diperbarui: 31 Juli 2024   15:11 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Iring-iringan pagar ayu dan pagar bagus saat pengantin memasuki gedung. (Foto oleh Kazena Krista | Sumber Dokumentasi Pribadi) 

Biasanya selesai ngejob, kami makan siang di ruang VIPbersama dengan mempelai dan keluarganya. Hanya saja tentu beda meja. 

Tapi, terkadang pengantinnya yang justru mengajak makan semeja. Tipikal yang begini adalah pengantin yang over ramah sampai kadang jadi saya jadi segan sendiri.

Datang paling awal tapi pulang belakangan 

adalah jargon fotografer yang paling "renyah" yang pernah saya dengar dan saya sudah terbiasa dengan itu. 

# 4 Diminta jadi fotografer dadakan 

Kamera puluhan juta yang tersampir di pundak pada akhirnya dalam sekejap bisa tersingkirkan sementara hanya karena ada saja tamu undangan yang minta difoto bersama dengan pengantin menggunakan ponsel. 

Sebal tapi ya mau bagaimana? Gigi sudah gemeletuk tapi masih sempat-sempatnya saya kasih senyum. 

Satu lagi, terkadang juga ada saja tamu undangan yang nyelonong masuk frame saya, saat saya mau pencet shutter. Terutama saat momen pengantin datang sebelum acara dimulai atau saat momen salam-salam sebelum undangan dipersilahkan untuk menikmati kudapan.

Kalau sudah begini saya kadang senewen sendiri. Tak jarang saya ngomel dengan tim wedding organizer di lapangan. 

Bukan apa-apa, tidak ada satu pun orang yang mau momen-momen saat pesta pernikahannya berantakan.

Jadi, sikap profesional saya selalu jadi taruhan setiap kali saya bertugas di lapangan. Saya dibayar untuk itu. 

***

Bagaimana pun pada akhirnya seorang fotografer juga manusia yang bisa sesekali jengkel dan marah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun