Mohon tunggu...
Kazena Krista
Kazena Krista Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Fotografer

Best in Opinion Nominee Kompasiana Award 2021 | Peduli menyoal isu sosial-budaya dan gender | Kontak: kazena.krista@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

"Bayaran" Fotografer di Antara Perang Harga dan Hukum Supply-Demand

28 Juli 2024   18:59 Diperbarui: 29 Juli 2024   18:38 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernah bukan tiba-tiba melihat sebuah foto lalu seketika kembali pada masa foto itu diambil?; kembali mengingat setiap kejadiannya, orang-orang yang ada di sana, atau suasananya seperti apa. 

Sebuah foto hadir untuk hal itu, untuk merasakan bagaimana gegap gempitanya hati, indahnya kebersamaan, perasaan gugup dan tegang—atau mengingat memori sedih karena ditinggalkan oleh orang yang dikasihi. 

Masih banyak hal lain yang dapat dijadikan untuk menilai "bayaran" seorang fotografer seperti kerapian penampilan, kesopanan dan keramahan dalam berbicara, cara ia menyelesaikan masalah menyangkut teknik foto dan lain sebagainya. 

Beberapa jenis lensa kamera berbagai ukuran focal leght. | Foto oleh Zohaib Khan/Pexel 
Beberapa jenis lensa kamera berbagai ukuran focal leght. | Foto oleh Zohaib Khan/Pexel 
3. Personal Branding

‌Seyogyanya, tidak perlu menawar mati-matian jika ingin menggunakan jasa fotografer. Bukan bermaksud menggurui—tidak demikian. 

Menawar harga itu lumrah, pun saya sering terjebak di situasi itu. Tak sekali atau dua kali, namun kembali ke poin yang saya singgung sebelumnya, seorang fotografer sudah cukup tahu diri dalam menetapkan harga—atau jika boleh saya bicara, sebenernya kegiatan tawar-menawar yang seorang calon klien lakukan terhadap fotografer mungkin hanya semata-mata agar cashflow keuangannya tidak berantakan.

Harga jasa seorang fotografer adalah harga personal branding yang ia bangun susah payah: sebagai model photographer, wedding photographer, commercial product photographer, baby & maternity photographer dan lain sebagainya. 

Baca: Berkarya Demi Viral? Yakin Brandingmu Sudah Personal

Mungkin ada effort lebih di sana, ia "menjual" dirinya untuk dikenal, misalnya menebar kartu nama, mailing list bahkan hingga membangun audiens melalui konten media sosial (memasang iklan berbayar?) juga mungkin tak luput dari perhatian. 

***

Jadi, jika ditanya berapa harga—kisaran rata-rata—jasa seorang fotografer? Jawabannya, tentu tidak pasti. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun