Ini tergantung selera. Fotografer hanya mengikuti alur: calon klien mengontak untuk kemudian atur jadwal pitching. Selera calon klien, itu beda cerita.Â
Tapi, bicara jam terbang, bukankah jika bertahun-tahun digeluti itu menandakan kalau hasil fotonya diminati?
***
Bisa pula nominal yang dipatok seorang fotografer terhadap jasanya berdasarkan sesuatu yang mungkin tak secara gamblang ia katakan. Boleh jadi itu karena ia akan meninggalkan keluarga (anak, suami/isteri, orang tua. Fotografer wedding sering melakukan trip ke luar kota atau ke luar negeri karena prewedding atau postwedding)—ini berbicara bagaimana harga dari sebuah kehangatan keluarga—alih-alih hanya lelahnya saja.Â
Baca: Menggelar Hari H Pernikahan Tak Semudah Rahang Bilang Sayang
Baca: Kepincut Jadi Female Wedding Photographer? Boleh Saja tapi 4 "Pakem" Ini Harus Dipegang
***‌
Selanjutnya, kita berbicara feel.Â
Ambil beberapa gambar, kenang bertahun-tahun.
Kalimat Zarry Hendrik ini terasa sangat relevan.Â
Semua dari kita sepakat, fotografi adalah seni "menyimpan"; bagaimana merawat kejadian untuk masa depan.Â
Sebuah foto ada untuk mengembalikan sesuatu yang mungkin saja kelak akan terlupakan.Â