Mohon tunggu...
Kazena Krista
Kazena Krista Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Fotografer

Best in Opinion Nominee Kompasiana Award 2021 | Peduli menyoal isu sosial-budaya dan gender | Kontak: kazena.krista@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Belajar dari Gita Savitri: Sejak Kapan Influencer Harus Jaga Perasaan Warganet?

14 Februari 2023   02:32 Diperbarui: 14 Februari 2023   17:55 1570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret Gita Savitri beserta suami yang memilih child free. (Sumber via Kompas) 

Menyoal pesatnya kemajuan internet, jika kita ingin ambil pembanding, pada satu dekade yang lalu, kita masih—dapat dikatakan—mengandalkan televisi sebagai sumber informasi dan hiburan.

Tapi, sekarang, lihatlah, rasanya tak satupun dari kita bersedia lagi didikte untuk itu. Apalagi sejak teknologi internet ditanamkan pada telepon pintar alias smartphone—yang mungkin hampir dari setiap kita memilikinya (baca: terutama bagi kita yang berada di kota-kota besar).

Berdasarkan dari laporan firma riset data.ai bertajuk State of Mobile 2023, masyarakat Indonesia berada di urutan pertama di dunia yang paling lama menggunakan internet pada tahun 2022 dengan durasi rata-rata penggunaan 5,7 jam per hari (sumber: Orang Indonesia berada di posisi pertama kategori pengguna smartphone dengan durasi screentime paling tinggi di dunia). 

Urutan kedua diduduki Brasil dengan durasi 5,3 jam, dan Arab Saudi dengan durasi yang sama. Urutan selanjutnya diikuti Singapura dan Korea Selatan.

Masih dari riset, durasi penggunaan internet orang Indonesia memang naik tajam sejak pandemi 2020 lalu; data 2022 ini menunjukkan 5,56% peningkatan jika dibandingkan setahun sebelumnya—pada 2021, rata-rata penduduk Indonesia menggunakan internet selama 5,4 jam per hari.

Merujuk pada hal tersebutlah bisa dikatakan perlahan internet mengubah cara hidup kita—gaya hidup kita, cara kita berinteraksi—bahkan saya berani mengatakan bahwa internet juga dewasa ini dapat digunakan sebagai alat ukur adab dan moral seseorang.

Suatu kali saya pernah nyeletuk begini pada adik saya pada satu obrolan "bobroknya moral orang-orang Indonesia sekarang, nggak jauh-jauh dari pengaruh internet". Saya tak begitu ingat persis pasalnya karena apa, tahu-tahu respon saya sudah begitu.

Ucapan frontal saya tersebut sepertinya terasa linear dengan trending yang baru-baru ini terjadi di linimasa yang saya ikuti (baca: Twitter) menyoal sosok Gita Savitri beserta child free-nya.

Baca juga: Gita Savitri dari Child Free sampai Anti Aging Alami, Ini 4 Alasan untuk Bersikap Biasa-biasa Saja

Wadah ekspresi

Seperti yang sudah saya singgung, selain internet memudahkan cara-cara kerja hidup kita, sumbangsih lain dari internet adalah memberikan para penggunanya wadah berekspresi.

Melalui internet dengan mudah kita temui status receh hingga opini tingkat tinggi; atau berita yang dibalut dengan narasi pop sehari-hari hingga yang dibawakan dengan gaya bahasa akademisi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun