Untuk pilihan sepatu, biasanya saya akan memilih boots atau sneaker. Keduanya adalah pilihan terbaik untuk memudahkan saya bergerak dengan leluasa atau berjingkat dari sini ke sana.
Untuk para puan yang lain sila tentukan sendiri, selama nyaman sila kenakan. Intinya, tampil casual itu lebih baik.
#2 Bawa parfum semprot
Karena sadar kegiatan saya melibatkan mobilitas di jalanan maka saya akan membawa parfum semprot di dalam sling bag saya—atau yang bisa pula nanti saya bawa di saku celana saya.
Parfum semprot dalam hal ini punya dwi fungsi. Pertama, mungkin akan kembali saya gunakan untuk menghilangkan aroma "jalanan" yang telah menggantikan parfum yang saya pakai sebelumnya dari rumah.
Kedua, akan saya gunakan sebagai "alat" pencegahan saat diperlukan apabila tindak kejahatan terjadi. Jaga-jaga dari bahaya tidak ada salahnya kan?
Setidaknya, parfum jauh lebih "ramah" apabila mengenai mata—para—pelaku tindak kejahatan dibandingkan pepper spray yang berisi cairan cabai; parfum semprot ini akan menjadi pelengkap kepiawaian saya dalam berlari (baca: karena saya tidak jago bela diri) dan berteriak jika yang tidak diinginkan itu terjadi.
Tapi, alhamdulillah, saya belum pernah memakainya sejauh ini—dan semoga saja tidak akan pernah.
#3 Tentukan tempat, waktu, serta durasi
Penentuan ketiga hal ini menjadi penting untuk membuat kegiatan hunting fotografi jalanan yang saya lakukan agar lebih efektif dan efisien.Â
Misalnya, saya sudah menentukan dua kawasan mana saja yang hendak saya singgahi berikut pada pukul berapa serta berapa lama waktu yang akan saya habiskan, dengan demikian, saya tidak berpotensi mengkhianati jadwal yang sudah saya tetapkan.Â
Lagipula tidak seperti genre landscape (dan atau cityscape) yang sering terpaku dengan waktu-waktu khusus (baca: pengambilannya), menurut saya jam-jam motret street photography jauh lebih fleksibel. Selama mobilitas manusia—sebagai objek—masih ada dan waktunya terbilang "aman" maka selama itu pula kegiatan fotografi jalanan ini masih bisa dilakukan.
Namun, bagi beberapa teman fotografer yang saya kenal—yang benar-benar menekuni street photography—mereka dominannya berpendapat fotografi jalanan kerennya dilakukan di jam-jam sembilan hingga sebelas pagi atau di jam-jam empat sore hingga rembang petang menjelang.