Mohon tunggu...
Kazena Krista
Kazena Krista Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Photographer, Media Freelancer

Best in Opinion Nominee of Kompasiana Awards 2021 dan 2024 | Peduli menyoal isu-isu terkini terutama sosial-budaya dan gender | Verba Volant Scripta Manent | Kerja sama: kazena.krista@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

5 Hal yang Harus Dipikirkan Para Puan Saat Melakukan Street Photography Sendirian

24 Juni 2021   04:39 Diperbarui: 24 Juni 2021   17:11 1363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Boots jadi salah satu sepatu pilihan saya saat street photography. (Sumber: Dokumentasi pribadi/Foto oleh Kazena Krista)

Untuk pilihan sepatu, biasanya saya akan memilih boots atau sneaker. Keduanya adalah pilihan terbaik untuk memudahkan saya bergerak dengan leluasa atau berjingkat dari sini ke sana.

Boots jadi salah satu sepatu pilihan saya saat street photography. (Sumber: Dokumentasi pribadi/Foto oleh Kazena Krista)
Boots jadi salah satu sepatu pilihan saya saat street photography. (Sumber: Dokumentasi pribadi/Foto oleh Kazena Krista)

Untuk para puan yang lain sila tentukan sendiri, selama nyaman sila kenakan. Intinya, tampil casual itu lebih baik.

#2 Bawa parfum semprot

Karena sadar kegiatan saya melibatkan mobilitas di jalanan maka saya akan membawa parfum semprot di dalam sling bag saya—atau yang bisa pula nanti saya bawa di saku celana saya.

Parfum semprot dalam hal ini punya dwi fungsi. Pertama, mungkin akan kembali saya gunakan untuk menghilangkan aroma "jalanan" yang telah menggantikan parfum yang saya pakai sebelumnya dari rumah.

Kedua, akan saya gunakan sebagai "alat" pencegahan saat diperlukan apabila tindak kejahatan terjadi. Jaga-jaga dari bahaya tidak ada salahnya kan?

Setidaknya, parfum jauh lebih "ramah" apabila mengenai mata—para—pelaku tindak kejahatan dibandingkan pepper spray yang berisi cairan cabai; parfum semprot ini akan menjadi pelengkap kepiawaian saya dalam berlari (baca: karena saya tidak jago bela diri) dan berteriak jika yang tidak diinginkan itu terjadi.

Tapi, alhamdulillah, saya belum pernah memakainya sejauh ini—dan semoga saja tidak akan pernah.

#3 Tentukan tempat, waktu, serta durasi

Penentuan ketiga hal ini menjadi penting untuk membuat kegiatan hunting fotografi jalanan yang saya lakukan agar lebih efektif dan efisien. 

Misalnya, saya sudah menentukan dua kawasan mana saja yang hendak saya singgahi berikut pada pukul berapa serta berapa lama waktu yang akan saya habiskan, dengan demikian, saya tidak berpotensi mengkhianati jadwal yang sudah saya tetapkan. 

Lagipula tidak seperti genre landscape (dan atau cityscape) yang sering terpaku dengan waktu-waktu khusus (baca: pengambilannya), menurut saya jam-jam motret street photography jauh lebih fleksibel. Selama mobilitas manusia—sebagai objek—masih ada dan waktunya terbilang "aman" maka selama itu pula kegiatan fotografi jalanan ini masih bisa dilakukan.

Salah satu contoh street photography yang bersifat konseptual. (Sumber: Dokumentasi pribadi/Foto oleh Kazena Krista)
Salah satu contoh street photography yang bersifat konseptual. (Sumber: Dokumentasi pribadi/Foto oleh Kazena Krista)

Namun, bagi beberapa teman fotografer yang saya kenal—yang benar-benar menekuni street photography—mereka dominannya berpendapat fotografi jalanan kerennya dilakukan di jam-jam sembilan hingga sebelas pagi atau di jam-jam empat sore hingga rembang petang menjelang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun