Tapi, jelas bukan itu yang ingin saya bahas pada tulisan ini melainkan satu peribahasa Jawa yang lumayan membetot perhatian saya (baca: persis sejak kali pertama saya tahu, saya merasa "ini saya banget nih!"); peribahasa yang boleh jadi juga secara garis besar mencerminkan tindak tanduk seseorang untuk tegas terhadap "sesuatu"—atau bahkan diri sendiri; tidak mencla-mencle.
Peribahasa itu adalah:
Yen wani ojo wedi-wedi.
Yen wedi ojo wani-wani.
Artinya kurang lebih begini:
Kalau berani jangan takut-takut. Kalau takut jangan berani-berani.
Dari peribahasa ini, saya sendiri langsung bisa mengambil 4 (empat) inti—antara lain:
#1 Sila berani atau tidak sama sekali
Dibutuhkan keberanian untuk merasa berani.
Tak ada satupun manusia yang tak dititipkan rasa takut. Adanya rasa takut membuat seseorang lebih mawas. Namun, hanya saja dengan mengalahkan rasa takutlah yang menandakan seseorang itu "pejuang"Â atau bukan.
#2 Memanah fokus
Setelah rasa takut berhasil dikuasai atau dengan kata lain keberanian telah tumbuh, tentu akan lebih mudah seseorang fokus terhadap apa yang ingin diraih.Â
Tiap orang tentu memiliki life goal-nya masing-masing untuk yang dikatakan dengan fokus ini.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!