Mohon tunggu...
Kazena Krista
Kazena Krista Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Photographer, Media Freelancer

Best in Opinion Nominee of Kompasiana Awards 2021 dan 2024 | Peduli menyoal isu-isu terkini terutama sosial-budaya dan gender | Verba Volant Scripta Manent | Kerja sama: kazena.krista@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Self Sabotage: Neil Amstrong dan Cita-cita Tanpa Kemampuan adalah Mimpi di Siang Bolong

8 Juni 2021   19:59 Diperbarui: 8 Juni 2021   20:25 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memang benar, ragam pesawat ulang alik dekade lima puluhan tidak jauh lebih bagus kualitasnya dibandingkan aneka pesawat ulang-alik yang pernah diterbangkan di tahun-tahun setelahnya; apa yang disebut "pemula" tidak selalu berbanding lurus dengan apa yang dikatakan sempurna—bahkan setengahnya saja kadang belum. Di situ letak masalahnya.

Maka, izinkan saya mengatakan:

trying to be perfect tidak akan selalu membuat banyak kejutan.

Terlalu menjadi perfeksionis diawal memang tidak disarankan. Karena itu hanya akan membuat kemampuan yang ada dalam diri terasa kurang.

Kesempurnaan hanya akan didapat dari kejatuhan, penolakan, serta kegagalan yang berulang-ulang sebelum semuanya menjadi lebih baik.

Lihat ini juga: Hey, Ini Bacaan Saat Kau Gagal

Ya, kualitas itu menyesuaikan, kawan.

#4 How does it feel living inside a box?

Dunia ini maha luas dan penuh dengan berbagai kemungkinan-kemungkinan yang mengantarkan siapapun semakin dekat dengan apa yang menjadi impian, cita-cita, goal dan pencapaian—atau apapun orang menyebutnya—yang tersimpan dengan baik dalam kepala atau tersembunyi dengan rapi di satu sudut ruang di hati. Lantas, untuk apa tidak berani mencoba?

Lagipula, apa rasanya terkurung dalam kotak yang isinya cuma "itu-itu" saja?

Pada simpulannya, self sabotage hanyalah upaya menyabotase segala berkat yang telah berani didoakan untuk datang dan itu jelas tidak akan membawa seseorang mendekat ke arah impian (baca: atau sesuatu yang benar-benar diinginkan)—alih-alih memang terus akan tertunda—sepanjang tidak dihentikan.

Jadi, kalau manusia saja bisa ke bulan, kenapa kau takut mewujudkan impian—apalagi cuma sekadar....bilang sayang?

Cieeeee....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun