Memang benar, ragam pesawat ulang alik dekade lima puluhan tidak jauh lebih bagus kualitasnya dibandingkan aneka pesawat ulang-alik yang pernah diterbangkan di tahun-tahun setelahnya; apa yang disebut "pemula" tidak selalu berbanding lurus dengan apa yang dikatakan sempurna—bahkan setengahnya saja kadang belum. Di situ letak masalahnya.
Maka, izinkan saya mengatakan:
trying to be perfect tidak akan selalu membuat banyak kejutan.
Terlalu menjadi perfeksionis diawal memang tidak disarankan. Karena itu hanya akan membuat kemampuan yang ada dalam diri terasa kurang.
Kesempurnaan hanya akan didapat dari kejatuhan, penolakan, serta kegagalan yang berulang-ulang sebelum semuanya menjadi lebih baik.
Ya, kualitas itu menyesuaikan, kawan.
#4 How does it feel living inside a box?
Dunia ini maha luas dan penuh dengan berbagai kemungkinan-kemungkinan yang mengantarkan siapapun semakin dekat dengan apa yang menjadi impian, cita-cita, goal dan pencapaian—atau apapun orang menyebutnya—yang tersimpan dengan baik dalam kepala atau tersembunyi dengan rapi di satu sudut ruang di hati. Lantas, untuk apa tidak berani mencoba?
Lagipula, apa rasanya terkurung dalam kotak yang isinya cuma "itu-itu" saja?
Pada simpulannya, self sabotage hanyalah upaya menyabotase segala berkat yang telah berani didoakan untuk datang dan itu jelas tidak akan membawa seseorang mendekat ke arah impian (baca: atau sesuatu yang benar-benar diinginkan)—alih-alih memang terus akan tertunda—sepanjang tidak dihentikan.
Jadi, kalau manusia saja bisa ke bulan, kenapa kau takut mewujudkan impian—apalagi cuma sekadar....bilang sayang?
Cieeeee....