Menulis jauh lebih mudah dibandingkan proses yang satu ini. Bagi saya, proses ini yang paling menguras pikiran. Bagaimana tidak, pada proses ini saya dituntut "wajib" menggunakan sebaik-baiknya logika (baca: agar tidak rancu bagi siapapun yang membacanya—alih-alih gagal memahami maksudnya) termasuk penyusunan tata letaknya dalam bentuk tulisan yang utuh—hingga membuat konklusi dari tulisan tersebut.
# Selalu ada ritual
Pakem saya dalam menulis:
Saya tidak akan menulis sesuatu yang di luar kemampuan saya—atau yang temanya tidak menarik untuk saya bahas.Â
Katakanlah saya seorang penulis yang jual "mahal"—dan menyoal memverbalkan kata-kata dalam bentuk tulisan saya punya semacam ritual-ritual tertentu yang tak "biasa"—alih-alih jika tidak ingin dikatakan aneh bin nyeleneh.
Misalnya, saya terkadang butuh mengambil satu buku secara random dari rak buku saya—atau dari buku yang berjejer di atas meja kerja saya—terlebih dahulu dan membuka halaman secara acak demi mencomot satu kata saja sebagai inspirasi untuk membuat kalimat pembuka; atau iseng melemparkan pertanyaan dalam bentuk polling di Instagram yang hasil jawabannya bisa semakin membulatkan ide saya—yang sebelumnya mungkin tak sepenuhnya matang—untuk kemudian saya tuliskan.
Dalam menulis juga saya tak bisa lepas dari musik. Ini adalah "wajib". Ini adalah bahan bakar kedua saya selain kopi—dan satu lagi, sssttt...semakin saya asyik dengan tulisan saya, saya kadang tanpa sadar duduk di atas kursi dengan posisi jongkok—apalagi jika saya merasa tulisan itu berada pada klimaks hingga mendekati antiklimaks. Ups.
# No internet during writing
Dengan kata lain berselancar di internet tidak baik (baca: kecuali itu dilakukan saat proses brainstorming di mana mind mapping berlaku dan tentu saja pointer yang didapat dari internet tersebut tidak mendominasi dari pointer yang sudah saya buat sendiri).
Kenapa itu saya lakukan? Karena saya tak sudi memecah konsentrasi saya terhadap pointer yang sudah saya buat. Saya tidak ingin pijakan (baca: obyektivitas)Â tulisan saya "lemah"Â hanya karena terlalu banyak informasi yang menjejali kepala saya sekalipun saya menguraikannya dengan pendekatan pribadi.
# Out of Topic: ini pengakuan!