Mohon tunggu...
Kazena Krista
Kazena Krista Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Photographer, Media Freelancer

Best in Opinion Nominee of Kompasiana Awards 2021 dan 2024 | Peduli menyoal isu-isu terkini terutama sosial-budaya dan gender | Verba Volant Scripta Manent | Kerja sama: kazena.krista@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Selalu Ada Hipotesis untuk Dia yang Jago Bicara

6 Mei 2021   07:00 Diperbarui: 7 Mei 2021   19:54 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya pernah membaca satu cuitan pendek di laman Twitter (yang intinya): 

Having a good communication skill is a sign of intelligence.

Saya sepakat dengan isi cuitan tersebut. 

Memang benar orang-orang cerdas selalu bisa diukur dari bagaimana cara mereka memverbalkan kata tentang apapun yang melintas dalam kepala; tentang bagaimana mereka paham memilih dan memilah kata dengan tepat dan sesuai porsinya.

Good communicator is good listener too. (Sumber: Pexel.com/Foto oleh Buro Milennial)
Good communicator is good listener too. (Sumber: Pexel.com/Foto oleh Buro Milennial)
Menurut hemat saya, seseorang yang ahli bicara tak melulu banyak bicara—hanya cukup bicara ketika momennya dirasa pas saja; atau bisa jadi mereka memiliki semacam keyakinan bahwasanya mereka hanya butuh orang yang "tepat" untuk mencerna terhadap apa yang mereka katakan saat mereka bicara. Ya, mungkin saja.

Maka, amini lah jika selalu ada hipotesis untuk ia yang jago bicara.

Tak percaya? Ini beberapa contoh hipotesis mengenai mereka.

#1 Cakap dalam merespon
Ini hipotesis pertama: seseorang yang piawai dalam seni berkomunikasi (bicara) tahu kapan akan merespon—dan apa yang akan direspon—lawan bicaranya. Tentu saja terlebih dahulu ia akan membiarkan waktu mengendap sejenak untuk menelaah dan mengidentifikasi masalah.

Dalam prosesnya ia akan memanfaatkan keahliannya yang lain yaitu memperhatikan gestur, tutur dan kontak mata.

#2 Mustahil tanpa menjadi pendengar
Hipotesis kedua adalah ia yang pandai dalam seni mengolah kata adalah ia yang pandai pula mendengarkan lawan bicaranya. 

Mereka adalah teman yang baik dalam menyimak saat kau berkeluh kesah—dan ketahuilah, ia boleh jadi pula dapat menangkap stres atau depresi di wajahmu tanpa perlu kau harus tahu.

#3 Pembual ulung nan meyakinkan
Nah, yang ketiga kuncinya, bahwasanya orang-orang yang memiliki seni dalam berkomunikasi yang baik pada saat mereka bicara adalah orang yang mampu meyakinkan orang lain terhadap apa yang mereka bicarakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun