Setiap individu pasti memiliki kelebihan dan keunikan sendiri. Tidak perlu menjadi seperti siapa. Demikian juga dalam hal menulis.
Sekitar dua tahunan ini eksis menulis tentang omong kosong berawal dari ide yang muncul seketika. Lama-lama terasa nyaman. Kemudian saya baru sadar ternyata cukup banyak juga tulisan lama saya yang berbau "omong kosong".
Sebelumnya pernah menulis seri "Si Kate dengan HP Kesayangannya" dan ada ide menulis seri "Menertawakan Diri Sendiri".
Pernah suatu waktu menantang diri sendiri konsisten menulis  judul dengan satu kata. Pernah juga hendak mendalami puisi pendek Haiku. Mencoba menulis diari yang gaya obrolan, menulis cerpen. Dll.
Setelah mencoba, pada akhirnya lebih banyak menulis puisi tentang omong kosong yang sangat menantang dan membuat nyaman. Padahal saya termasuk yang tidak suka puisi sebelumnya. Kecuali menulis puisi-puisi cinta picisan semasa remaja.
Ada hal yang paling berbeda saat ini dengan sebelumnya. Apabila sebelumnya menulis itu seakan untuk kejar tayang dan embel-embel terpopuler atau nilai tertinggi. Oleh sebab itu rada-rada  risih bila kembali membacanya. Banyak sekali kesalahan eja dan penggunaan kata.
Sementara saat ini selesai menulis tidak langsung menayangkan. Dibaca kembali sampai berkali-kali. Ibarat buah itu diperam dahulu sampai matang. Itupun masih bisa ada yang salah. Paling tidak sudah mencoba yang terbaik.
Yang paling utama tujuannya adalah untuk menjaga rasa. Ibarat menjual makanan untuk meyakinkan rasanya sudah pas, maka  diri sendiri yang merasakan dahulu.Â
Tentu semua perlu proses. Masing-masing punya perjalanannya untuk mencapai tujuan. Seperti menulis omong kosong, agar hidup tidak menjadi kosong. Becermin dan berefleksi melalui setiap kata.Â
Saya menulis dengan bahagia, berharap yang membaca pun bahagia. Berharap kata-kata yang ada bisa menjadi percikan cahaya.
@diari, 04 November 2022