Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Chee Hoi Lan dan Rohana Abdullah

6 Februari 2022   18:39 Diperbarui: 6 Februari 2022   18:42 552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar diolah dari postwrap/katedrarajawen 

Pertama menonton saya tidak begitu tertarik. Berita biasa. Entah mengapa saya mencoba tetap menonton. Sekali lagi, penasaran. 

Ketika terus menonton spontan air mata ini meleleh. Tanpa tertahan lagi. Padahal saat menonton kondisi di sekitar saya agak berisik. Penasaran saya putar kembali. 

Setelah menonton beberapa kali pun saya merasakan keharuan yang sama. Mewek. 

Ada apa gerangan?

Bukan pada perjuangan Rohana untuk memiliki status sebagai seorang warga negara, tetapi pada ketulusan Bu Chee Hoi Lan yang mengasuhnya sejak bayi. Nilai kemanusiaan dan kasih sayang antara dua anak manusia. Tanpa batas. 

Saya salut dan hormat kepada beliau yang memperlakukan Rohana layaknya anak sendiri tanpa memaksa harus mengikuti budaya dan agamanya. Karena ia sadar Rohana lahir dari seorang wanita muslim yang berasal dari Indonesia. Bu Hoi Lan sendiri, jelas orang Tionghoa dan bukan muslim. 

Sungguh toleransi tingkat tinggi yang menyentuh hati. Bu Hoi Lan membesarkan Rohana penuh cinta dan kasih sayang tanpa batas. Tidak melihat Rohana sebagai anak kandung seorang petugas kebersihan, berbeda agama, dan suku bangsa. 

Sikap ini yang mengundang rasa haru dan  hormat dari seorang Perdana Menteri Malaysia. Ismail Sabri menyampaikan rasa terima kasih karena Bu Hoi Lan telah menjaga dan membesarkan Rohana dengan penuh kasih sayang sebagaimana anak sendiri. 

Bila ego yang berbicara adalah hal yang wajar bisa Bu Hoi Lan membesarkan Rohana dengan budaya dan agama yang dianutnya. Karena ia yang membesarkan Rohana sejak bayi. Tentu saja belum tahu apa-apa dan akan menurut apa saja yang diajarkan orang yang mengasuhnya. 

Saya pikiran kebanyakan orang akan melakukan hal ini. Tentu bukan hal yang omong kosong bila terjadi. Apalagi sudah dianggap sebagai anak sendiri tentu akan mendidik sesuai budaya dan agamanya tanpa perlu paksaan. 

Namun, Bu Hoi Lan tidak melakukan hal ini. Ia justru memasukkan Rohana ke sekolah sesuai agama yang dianut orangtua kandungnya. Ia ingin Rohana belajar agama sebagai seorang muslim. 

Bu Hoi Lan juga memastikan makanan yang ia berikan kepada Rohana adalah makanan halal bagi seorang muslim. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun