Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Omong Kosong Humor

4 Januari 2022   22:32 Diperbarui: 4 Januari 2022   23:17 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor membuat tertawa, gambar : Pixabay.com/rudyanderson 

Apakah lantas pasrah dan berkata, "Ini sudah sifat saya tidak bisa berubah lagi."  Saya tidak mau omong kosong. 

Tentu saja  tidak. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan humor. Konon katanya Tuhan pun suka tertawa. Manusia yang tidak suka tertawa lebih baik tinggal di hutan saja atau bikin rumah di tengah gurun. 

Semua orang pasti suka tertawa. Orang yang ompong saja berani tertawa, walaupun ketika sadar langsung menutupi mulutnya. Baru sadar tidak punya gigi,  tetapi mau dipamerkan. Ya, malulah. 

Humor itu memang ibarat dunia tanpa bunga-bunga. Makan tanpa minum. Humor adalah bagian kehidupan yang akan selalu ada sepanjang masa.

Apa masalahnya sehingga humor bisa menjadi racun membuat  terluka? 

Sering kali maksud hati ingin menghibur menghadirkan senyuman di wajah, yang terjadi muka merah karena marah. Bisa-bisa jadi putus hubungan pertemanan dan saudara. 

Ada terjadi, bukan? 

Salah Paham Jadi Penyebab

Yang paling utama karena salah paham. Hal yang sejak dahulu sudah ada. Maksudnya mau begini, dipahami begitu. 

Yang membuat keadaan semakin  parah adalah penjelasan  tidak paham-paham juga. Entah kenapa? 

Salah paham juga karena selera humor yang berbeda dan belum saling mengenal dengan baik. Ini juga jadi penyebab. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun