Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Enaknya Gorengan dalam Omong Kosong

4 November 2021   14:07 Diperbarui: 4 November 2021   14:11 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Siapa yang tidak suka makan gorengan?

Kamu, kamu, kamu, kamu, ya, kamu juga pasti suka, kan? Ayo jangan malu-malu angkat tangan. Bikin pengakuan. 

Ah, saya duluan. Karena saya juga paling suka. Rasanya taktahan kalau sudah melihat gorengan di depan mata. Urusan diet dan polah makan sehat seketika lupa. Gorengan memang menggoda lidah bergoyang. 

Gorengan taksalah lagi menjadi salah satu menu favorit masyarakat Indonesia. Makan belum lengkap bila takada gorengan sebagai teman. Paling tidak semacam kerupuk akan selalu tersedia. Ini sudah sangat menambah selera. 

Dalam keseharian juga kita demikian mudah menemukan penjual makanan atau cemilan berupa gorengan. Di setiap sudut ada penjualnya. Mana tahan kalau tidak mencoba? 

Boleh dibilang gorengan memang sebagai penambah selera makan selain sambal bagi masyarakat kita. Bisa juga sebagai teman setia saat minum kopi atau teh. Ini yang bikin mantap. Kopi mengepul dan gorengan hangat. 

Segala yang berbentuk gorengan memang terasa enak di lidah. Mengunyah tanpa terasa sudah sampai batuk-batuk. Tanggung. Tambah lagi. 

Apakah kita tidak sadar bahwa segala makanan yang digoreng itu kurang baik untuk kesehatan?

Bukannya kurang baik, tetapi malah bisa menyebabkan penyakit tertentu. Kanker misalnya. Akibat pemanasan minyak yang berlebihan. Penyakit menakutkan, tetapi apa peduli kita? 

Itu urusan nanti. Sekarang yang penting merasa enak makan. Ya, sudah. Tidak terasa juga, akibat makan yang berminyak setiap hari tubuh berubah gembrot. Nah, mau bagaimana lagi? 

Ada yang segera sadar segera mengubah pola makan, ada juga yang tetap meneruskan makan gorengan dengan lahap. 

Memilih polah makan sehat adalah bijaksana. Karena kesehatan merupakan hal  yang paling berharga bagi manusia. Dengan tubuh yang sehat akan merasakan  nikmat yang sesungguhnya.

Sementara nikmat gorengan hanya sesaat mencapai lidah. Masuk ke perut tidak lagi terasa, justru bisa jadi masalah pencernaan. Makan gorengan ibarat omong kosong, rasanya enak, tetapi tidak sehat. 

Sejak masa pandemi saya baru sedikit sadar untuk mengubah pola makan. Caranya dengan lebih banyak mengkonsumsi makanan yang direbus atau dikukus. Selain murah, hemat pula. Rasanya pun alami. 

Apabila hanya rebusan mungkin ada bosannya. Bolehlah sesekali dengan gorengan. Tidak keseringan. Bisa juga menggoreng dengan minyak canola. 

Belakangnya ini saya menemukan tren baru menggoreng tanpa minyak dengan air flyer. Tidak mau kalah saya mencoba  mengikuti tren juga. 

Namun, kendalanya adalah harga yang masih lumayan mahal untuk ukuran kantong saya. Rata-rata di atas sejutaan. Belum lagi urusan listrik. Karena kebanyakan air flyer menggunakan arus listrik yang besar. Di atas seribu watt. 

Ada yang hemat listrik di bawah 1000 watt, tetapi harganya lebih mahal lagi. Mana tahan.

Urusan listrik memang menjadi kendala. Aturan mau hemat tidak pakai minyak goreng, malah biaya listrik menjadi besar. 

Jadi, dalam hal ini memang  menjadi dilema. Mau sehat memang perlu biaya yang cukup mahal. 

Namun, saya tetap ingin mencoba alat ini. Ketemukah merek Han River dengan harga terjangkau. Beberapa ratus ribu saja dan awet sampai sekarang. Penggunaan sudah hampir setahun belum menemukan masalah. 

Menggoreng pakai air flyer memang cukup praktis dan tidak kotor. Karena hanya menggunakan hawa panas. Suhu dan waktu ada pengaturannya. 

Selama ini saya gunakan untuk menggoreng yang sederhana saja. Tempe atau tahu, dan juga kacang. Karena saya tidak mengkonsumsi segala jenis daging. 

Cara menggoreng juga gampang. Tinggal potong sesuai ukuran. Masukan ke wadah yang ada di air flyer. Atur suhu dan waktu. Bolak-balik agar garingnya merata. 

Untuk menambah rasa biasanya saya campurkan sedikit minyak wijen. Karena tanpa minyak pun sebenarnya tidak masalah. 

Setelah melakukan pola makan dengan  lebih banyak makan sayur yang direbus atau kukus dan menggoreng dengan air flyer badan ada terasa enteng dengan berat badan stabil. 

Penyakit batuk dan sariawan yang biasanya menjadi langganan sudah lama menepi. 

Prinsipnya, kebetulan minyak goreng sedang mahal, alangkah baiknya mengganti dengan makanan yang direbus atau dikukus dan beralih ke alat menggoreng tanpa minyak. 

Sekali lagi agar badan sehat salah satunya adalah dengan cara pola makan sehat. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun