Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Messi, Nomor 30, dan Kerendahan Hati

11 Agustus 2021   21:40 Diperbarui: 12 Agustus 2021   12:08 462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jadi, dalam hal ini mereka yang junior di komunitas usianya ada yang lebih muda atau yang lebih tua. Orang biasa, bos, pejabat, atau pemimpin. 

Bagaimana rasanya menjadi senior dari mereka yang ada kewajjban untuk memberikan  rasa hormat bila bertemu di dalam komunitas? 

Bayangkan bila berada di posisi saya. Bisa-bisa bila saat itu  pakai topi rasanya langsung tidak muat. Itu yang saya rasa. 

Karena sudah lama tidak hadir sehingga ketika berkumpul kembali tentu suasana sudah berubah. Banyak wajah-wajah baru yang tentu saja tidak mengenal saya. 

Hal yang saya rasakan bertemu mereka sikapnya biasa saja. Tidak ada rasa hormat yang pernah dahulu saya rasakan. Ada terasa sakit di sini. Tahu, kan, di sini? Di hati ini. 

Tentu saja tidak mungkin saya teriak kalau saya ini senior mereka sehingga mereka langsung memberikan hormat. 

Awal-awal mengalami hal ini dalam hati seakan ingin berteriak, "Eh, kamu tidak tahu ya siapa saya?" hahaha. Jadi gila hormat. 

Saya pikir inilah contoh seorang senior yang tidak memiliki kerendahan hati sehingga selalu mengharapkan penghormatan dari orang lain. 

Akhirnya saya berpikir dan dengan perasaan berat  kembali ke hati yang sederhana. Mengingatkan diri sendiri, walaupun sebagai seorang senior yang harus dihormati, tetapi untuk mendapatkan hormat itu mulailah dengan menghormati mereka yang junior. 

Sederhana sekali. Tidak ada rasa sakit hati lagi bila memahami hal ini. 

"Belajar menerima kenyataan dan kebenaran  bahwa menjadi senior itu harus belajar kerendahan hati bukan merasa diri semakin tinggi." Bisikan lembut  dari dalam kesunyian. 

@cerminperistiwa 11 Agustus 2021 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun