Jadi, dalam hal ini mereka yang junior di komunitas usianya ada yang lebih muda atau yang lebih tua. Orang biasa, bos, pejabat, atau pemimpin.Â
Bagaimana rasanya menjadi senior dari mereka yang ada kewajjban untuk memberikan  rasa hormat bila bertemu di dalam komunitas?Â
Bayangkan bila berada di posisi saya. Bisa-bisa bila saat itu  pakai topi rasanya langsung tidak muat. Itu yang saya rasa.Â
Karena sudah lama tidak hadir sehingga ketika berkumpul kembali tentu suasana sudah berubah. Banyak wajah-wajah baru yang tentu saja tidak mengenal saya.Â
Hal yang saya rasakan bertemu mereka sikapnya biasa saja. Tidak ada rasa hormat yang pernah dahulu saya rasakan. Ada terasa sakit di sini. Tahu, kan, di sini? Di hati ini.Â
Tentu saja tidak mungkin saya teriak kalau saya ini senior mereka sehingga mereka langsung memberikan hormat.Â
Awal-awal mengalami hal ini dalam hati seakan ingin berteriak, "Eh, kamu tidak tahu ya siapa saya?" hahaha. Jadi gila hormat.Â
Saya pikir inilah contoh seorang senior yang tidak memiliki kerendahan hati sehingga selalu mengharapkan penghormatan dari orang lain.Â
Akhirnya saya berpikir dan dengan perasaan berat  kembali ke hati yang sederhana. Mengingatkan diri sendiri, walaupun sebagai seorang senior yang harus dihormati, tetapi untuk mendapatkan hormat itu mulailah dengan menghormati mereka yang junior.Â
Sederhana sekali. Tidak ada rasa sakit hati lagi bila memahami hal ini.Â
"Belajar menerima kenyataan dan kebenaran  bahwa menjadi senior itu harus belajar kerendahan hati bukan merasa diri semakin tinggi." Bisikan lembut  dari dalam kesunyian.Â
@cerminperistiwa 11 Agustus 2021Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H