Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Omong Kosong Overthinking

22 Maret 2021   14:29 Diperbarui: 22 Maret 2021   15:44 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: diolah dari postwrap dan cartoonpictures

Katedrarajawen _

Apa pula ini? 

Ini sama saja tak mengenal diri sendiri. 

Akan kemampuan yang dimiliki. 

Betapa luar biasa otak yang tersembunyi dalam batok kepala ini. 

Berapa byte mampu  menyimpan memori? 

Triliunan yang pasti. 

2,5 petabyte kabar terbaru dari sebuah studi. 

Kemampuan berpikir melampaui apa yang dipikirkan sendiri selama ini.

Ri, malam ini Abang ingin curhat dan tolong kamu simak dengan baik dan pakai hati. 

Kemampuan yang dahsyat ini sebenarnya baru terpakai beberapa persen saja. Ini yang harus aku sadari. 

Hidup ini memang penuh dengan masalah, tetapi kemampuan otak manusia bisa menyelesaikan banyak masalah. Ini bukan omong kosong. Aku harus percaya dengan kebenaran ini. 

Berapa banyak sih masalah yang ada sepanjang hari  bila dibandingkan dengan  kemampuan penyimpanan otak manusia? Takkan penuh sepanjang hidup. Aku juga percaya akan hal ini. 

Omong kosong kalau ada masalah yang dipikirkan jadi tidak bisa tidur. 

Itu salah sendiri. Karena tempat tidur bukan tempatnya  berpikir, tetapi untuk tidur. Beristirahat. Coba pikir ulang kembali. 

Orang bijak mengatakan waktu makan, makanlah. Waktu tidur, tidurlah. Maksudnya apa? Fokus dengan apa yang dilakukan. Jangan waktu makan malah berpikir tentang tidur. Waktunya tidur malah berpikir soal makan. Jangan menyimpang memikirkan yang tidak perlu. 

Waktu ada masalah, jangan berpikir masalahnya. Karena bila masalah semakin dipikir, pasti akan jadi semakin bermasalah. Karena akan menjadi panik dan menakuti diri sendiri. Bukankah ini menambah masalah? Cerdas sedikit, kenapa? 

Semestinya fokus berpikir tentang penyelesaiannya. Solusi. Ini lebih penting. Bukan memikirkan yang macam-macam. Dengan cara ini tidak ada istilah berpikir berlebihan, tetapi pas dengan takaran. Minum obat juga ada resep dan aturan minum. Mikir, kenapa? 

Oleh sebab itu, ketika sudah berada di tempat tidur fokusnya berpikir untuk tidur. Ada utang, simpan dulu. Dipikir juga takkan lunas malam itu. 

Jangan berpikir susah melakukannya, tetapi tergantung kebiasaan. Jadi, memang perlu membiasakan. Membiasakan diri berpikir cerdas.menyelesaikan masalah bukan  bikin mumet kepala dengan segala masalah. 

Bila aku selalu berpikir apa-apa susah, itu jalan menuju keputusasaan. Membiasakan berpikir tidak susah  adalah jalan jadi memudahkan. Sederhana sekali. 

Jadi, agar tidak mudah terjebak dalam pikiran berlebihan pada hal yang tidak perlu tetap harus tenang dan fokus pada penyelesaian masalah bukan masalahnya. 

Katakan pada diri sendiri, "Percayalah, semua akan baik-baik saja. Ini saatnya aku tidur sehingga pada esok hari punya kekuatan untuk menyelesaikan  masalah yang ada. Memikirkan urusan lain ada waktunya lagi."

Aku harus membuat apa yang susah jadi mudah, bukan sebaliknya membuat hal yang sudah mudah jadi susah. Yang sudah susah makin dibuat susah. Bijak sedikit, kenapa?

Ri, kamu tahu Abang ngomong gini bukan untuk berceramah pada siapa-siapa, tetapi sekadar menasihati diri sendiri. 

Ini sudah jadi kebiasaan Abang dengan menulis untuk menasihati dan mencerahkan diri. Rasanya lebih adem dan nyaman. Karena kalau orang lain yang menasihati kadang makin bikin kuping dan  hati panas. Merasa digurui. Ego lebih berperan. Apalagi yang menasihati dengan gaya dan cara yang berlebihan. Kalau begini seperti bicara dari hati ke hati. 

Setuju, kan, Ri? 

Ri? Kok diam? 

Iya, Bang. Ini aku lagi asyik baca novel terbaru Daeng Khrisna Pabichara 'Lakuna'. Keren banget. Benar-benar pendekar kata dengan jurus yang tokcer nan moncer. Gak kayak tulisan si Katedrarajawen, bikin gak demen. 

Oh, siapa itu Katedrarajawen? 

@diari2021

Sumber Berita

# Sebuah studi yang dimuat di Scientific American

# 1 petabyte= 1 juta Gb

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun