[caption id="attachment_197357" align="alignnone" width="550" caption="Tindakan brutal pemain yang dianggap wajar//bolaindo.com "][/caption]
Wasit Novari Ikhsan menjadi bulan-bulanan keberingasan kiper Deltras Sidoarjo, Herman Batak yang tidak puas dengan keputusan wasit.
Dorongan dan tendangan dilancarkan si pemain seperti sedang kerasukan. Bila tidak ada rekannya yang mencegah. Kemungkinan Novari remuk tulangnya dan harus segera dilarikan ke Rumah Sakit.
Anehnya, tindakan brutal si pemain justru mendapatkan pembelaan dari pelatihnya, Blitz Tarigan. Pemukulan yang dilakukan Herman Batak dianggap hal wajar. Aje gile!
Menurut si pelatih justru wasit yang menjadi biang kerok persoalan tersebut.
"Mereka lepas kontrol karena sudah terakumulasi keputusan wasit sebelumnya," ujar Blitz dalam jumpa pers setelah pertandingan, Selasa (26/6/2012).
>dikutip dari Kompas.com<
Bukankah pernyataan itu sudah merupakan sebuah provokasi yang tidak layak dilakukan seorang pelatih?
Sebuah pemikiran atau persepsi yang berbahaya dan menyesatkan.
Saya membayangkan kalau Blitz ini jadi pendeta atau ustad, maka akan dengan enteng berkata,"Saudara-saudari yang selalu hidup dalam kemiskinan, silakan saja rampok orang-orang kaya. Nanti saya yang protes sama Tuhan. Kenapa kalian dijadikan miskin terus. Padahal sudah bekerja keras dan berdoa!"
Kalau demikian pemikirannya. Kita tidak memerlukan penegak hukum lagi. Karena semua orang akan melakukan pembelaan.
Koruptor akan dengan mudah membela diri. Mereka korupsi karena diberi kesempatan. Karena mereka disuap. Karena mereka ingin naik haji. Karena mereka ingin kaya.