Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Si Dede, Omong Jorok, dan Cabai

28 Juni 2012   12:31 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:27 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akibat sudah beberapa kali berkata kasar dan jorok karena ikut-ikutan temannya. Si Dede mendapat hukuman dari maminya.

Apa hukumannya? Mulut Si Dede diolesi cabai supaya ada efek jeranya! Walau kepedasan.

Si Dede tidak berani menangis. Ia tahan rasa pedas itu sampai hidungnya berlendir. Muka sampai memerah.

Saat kejadian saya tidak berada di rumah. Setahu saya Si Dede tidak pernah berani berkata kasar atau jorok. Bila saya ada di rumah.

Kejadiannya saya dengar dari maminya Si Dede. Sebenarnya saya tidak seratus persen setuju dengan apa yang dilakukan istri untuk menghukum Si Dede.

Tetapi istri saya beralasan. Bahwa apa yang dilakukannya untuk mendidik Si Dede, agar tidak melakukan perbuatannya lagi.

Ya, sudah terjadi. Mau apalagi? Saya pikir ada baiknya juga. Mumpung Si Dede masih kecil harus dididik mulutnya.

Saat ada kesempatan. Saya secara langsung ingin tahu kejadiannya dan membahasnya dengan Si Dede. Sekalian menghiburnya.

"Dede nakal ya kemarin? Sampai mulut Dede dikasih cabe sama Mami. Kok Dede ngomong jorok sih?" tanya saya dengan suara lembut.

Dengan wajah ceria Si Dede menjawab,"
Iya, Pi. Dede keceplosan. Maaaaf."

"Terus katanya mulul Dede dicabein. Tapi Dede gak nangis ya? Emang gak pedes?"

"Pedas sih. Tapi Dede tahan aja. Dede harus kuat. Dede kan bukan anak cemen." sahut Si Dede semangat.

"Dede gak marah atau sakit hati sama Mami nih?" saya ingin tahu bagaimana perasaan Si Dede atas hukuman yang diterimanya.

"Gaklah, Pi. Kan Dede yang salah. Lagian kan buat kebaikan Dede." jawab Si Dede tetap dengan ekspresi ceria.

"Nah, kalau begitu Dede harus ingat-ingat. Jangan sembarangan ngomong jorok lagi. Kan Dede anak pintar." saya mengingatkan.

"Iya deh Dede ingat, Pi."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun