Akibat sudah beberapa kali berkata kasar dan jorok karena ikut-ikutan temannya. Si Dede mendapat hukuman dari maminya.
Apa hukumannya? Mulut Si Dede diolesi cabai supaya ada efek jeranya! Walau kepedasan.
Si Dede tidak berani menangis. Ia tahan rasa pedas itu sampai hidungnya berlendir. Muka sampai memerah.
Saat kejadian saya tidak berada di rumah. Setahu saya Si Dede tidak pernah berani berkata kasar atau jorok. Bila saya ada di rumah.
Kejadiannya saya dengar dari maminya Si Dede. Sebenarnya saya tidak seratus persen setuju dengan apa yang dilakukan istri untuk menghukum Si Dede.
Tetapi istri saya beralasan. Bahwa apa yang dilakukannya untuk mendidik Si Dede, agar tidak melakukan perbuatannya lagi.
Ya, sudah terjadi. Mau apalagi? Saya pikir ada baiknya juga. Mumpung Si Dede masih kecil harus dididik mulutnya.
Saat ada kesempatan. Saya secara langsung ingin tahu kejadiannya dan membahasnya dengan Si Dede. Sekalian menghiburnya.
"Dede nakal ya kemarin? Sampai mulut Dede dikasih cabe sama Mami. Kok Dede ngomong jorok sih?" tanya saya dengan suara lembut.
Dengan wajah ceria Si Dede menjawab,"
Iya, Pi. Dede keceplosan. Maaaaf."
"Terus katanya mulul Dede dicabein. Tapi Dede gak nangis ya? Emang gak pedes?"
"Pedas sih. Tapi Dede tahan aja. Dede harus kuat. Dede kan bukan anak cemen." sahut Si Dede semangat.
"Dede gak marah atau sakit hati sama Mami nih?" saya ingin tahu bagaimana perasaan Si Dede atas hukuman yang diterimanya.
"Gaklah, Pi. Kan Dede yang salah. Lagian kan buat kebaikan Dede." jawab Si Dede tetap dengan ekspresi ceria.
"Nah, kalau begitu Dede harus ingat-ingat. Jangan sembarangan ngomong jorok lagi. Kan Dede anak pintar." saya mengingatkan.
"Iya deh Dede ingat, Pi."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H