Dari berbagai tulisan atau curhat pengguna Kompasiana atau disebut kompasianer yang berhasil saya himpun. Didapati sudah ada yang tergila-gila. Bahkan sudah ada yang stres. Bila sehari saja tak ber-Kompasiana ria. Menulis atau menyapa sesama kompasianer.
Ada pula yang sudah rela berpisah dengan Facebook. Berpindah hati ke Kompasiana. Ada yang menganggap Kompasiana sebagai kekasih, suami atau istri kedua.
Apakah Anda termasuk kompasianer tersebut. Sssstt ... Diam-diam saja ya jawabnya.
Penemuan mutakhir justru Kompasiana diduga menyebabkan penggunanya hilang ingatan sementara. Apa tidak gawat?
Bisa saja ada yang tidak percaya. Tapi ini beberapa kasus yang berhasil saya duga-duga. Silakan baca laporan berikut ini:
Kasus Pertama
Ini dialami seorang kompasianer yang namanya sengaja saya samarkan. Sebut saja Arip.
"Rip, mana laporan bulan ini?" tanya atasan si kompasianer.
"Laporan apa ya, Pak?" Arip menanggapi dengan mimik serius sambil matanya tidak lepas dari layar komputer.
"Lah, ini gimana sih? Ya, laporan bulanan produksi telur puyuh!"
"Oh, laporan bulanan toh? Belum, Pak."
"Loh, loh. Bukannya dari kemarin-kemarin di depan komputer terus? Dikira bikin laporan. Terus ngapain?" atasan Arip mulai kesal.
"Anu ..., Pak. Anu ..." Arip gelagapan.
"Memang anumu kenapa? Ini bukan soal anumu. Tapi telur puyuh!" bentuk si atasan. "Tak pecat, kamu!"
Kasus Kedua
Kompasianer ini keberatan disebutkan namanya. Berdomisili di Jakarta.
Kejadiannya begini:
"Mas, katanya malam ini mau kasih aku hadiah spesial." suara lembut mendesah keluar dari wanita di atas ranjang. Jam di dinding sudah menunjukkan pukul 12.
Si kompasianer senyum-senyum sambil mengetik di atas keyboard. Menanggapi seadanya,"Hadiah apa ya, Ma?"
"Masak sih lupa?" si istri mulai cemberut.
"Hadiah apa sih? Aku lupa beli. Besok aja ya?!"
"Gak usah beli. Kan Mas udah punya!"
"Apaan ya?!" Kompasianer ini tampak bingung.
Ketika melihat istrinya memberi kode. Kompasianer ini baru sadar. "Ooooh... hadiah itu toh?"
Kasus Ketiga
Kasus ini terjadi pada seorang kompasianer yang menjadi TKW. Sebut saja Feyla.
"Feyla, bau apa itu?" teriak seorang wanita dari loteng.
"Mungkin di depan ada yang bakar sampah, Nya!" sahut Feyla yang asyik membalas komentar ditulisannya dengan ponsel.
"Tapi baunya dari dalam kok! Haaah, Feyla. Ini apa?" teriak si majikan menunjuk ke arah setrikaan yang sudah menghanguskan sepotong pakaian.
"Loh, kok bisa kebakar ya, Nya? Siapa sih yang setrika tadi?" Feyla berkata dengan polosnya.
"Feyla, setiap hari yang setrika di rumah ini adalah kamu!" bentak si nyonya.
"Oh, iya benar, Nya!"
Ini dia tiga kasus yang berhasil saya duga. Ada beberapa kasus lagi sebenarnya. Kalau ada waktu disambung lagi deh. Berhati-hatilah. Jangan sampai kasus hilang ingatan menimpa Anda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H