Bisa menjadi orang baik, maka akan menjadikan kita hidup dalam keadaan baik-baik saja!
*
Saat saya dan Pak Andy Dharma berkelana ke pedesaan di daerah Sumedang, seperti yang sudah saya tuliskan sebelumnya, tentunya kami harus bertanya sepanjang jalan karena belum mengenal wilayah itu sama sekali.
Sebagai tamu kami tentu saja harus bersikap baik _kebetulan juga kami sedang menjadi orang baik!. Bertanya dengan sopan dan ramah itu yang bisa kami lakukan.
Tak heran sambutan orang-orang di desa itupun sopan dan ramah. Dengan sikap yang bersahabat mereka mengarahkan kami tanpa ada tatapan rasa curiga. Ya, karena kami memang _sedang_ menjadi orang baik.
Ketika menuju pulang dan berada di jalan persimpangan sempat sedikit kebingungan untuk memutuskan arah mana yang benar.
Keadaan sepi karena sedang turun hujan.
Kebetulan ada salah satu rumah penduduk yang masih terang dan bisa melihat kami yang di luar karena pembatas bagian depan menggunakan kaca.
Beberapa orang keluar dan salah seorangnya wanita dan kelihatan baru selesai salat. Melihat tampang kami yang bermata sipit ini sambutan mereka tetap baik dan ramah, ini karena mereka orang baik. Pasti mereka juga merasakan bahwa kami ini _sekali lagi ya?!_ orang baik-baik.
Sangat bersahabat mereka memberikan petunjuk kepada kami. Tak lupa kami mengucapkan terimakasih.
Satu hal yang tak bisa kami lupakan adalah ketika kami mendengar kata-kata "Jalannya hati ya, pak!".
Mungkin bagi kita, kata-kata itu terlalu biasa, tapi bagi kami penuh makna dan merupakan sebuah doa atau harapan yang baik untuk kami.
Saya pribadi merasakan ada ketulusan yang terkandung didalam kata-kata tersebut. Saya cukup merasa terharu dan memunculkan sebuah respek dari dalam diri saya.
Lalu saya berkata,"Sebenarnya orang-orang di desa itu baik-baik dan lugu. Nurani mereka masih berfungsi dengan baik. Tetapi memang sayangnya terkadang mereka terlalu lugu untuk dimanfaatkan sehingga mudah juga terprovokasi untuk melakukan tindakan yang sebenarnya tidak mereka sadari."
Kembali ke sikap orang desa yang begitu baik dan kemudian atas doa mereka.
Sebenarnya hal ini juga menjadi sikap hidup saya selama ini.
Pergi kemanapun dan melakukan hal apapun ketika dengan sebuah niat yang yang menyertai, saya tidak pernah harus merasa takut. Karena saya selalu percaya pasti akan ada kebaikan yang menyertai.
Berbeda masalahnya ketika saya melakukan suatu hal dengan niat yang tidak baik, pasti saya akan menjadi was-was dan tidak tenang. Muncul kekhawatiran dan penuh kecurigaan.
Sebenarnya itu saja sudah merupakan sebuah hukuman yang langsung bisa dirasakan.
Dengan kesadaran yang ada pada diri kita, menjadi orang baik adalah sebuah pilihan yang sungguh baik untuk dilakoni. Menurut saya itu bukanlah pilihan tetapi memang semestinya.
Tapi . . .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H