Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Indahnya Perbedaan Ketika Bisa Bersatu

20 Mei 2011   01:23 Diperbarui: 20 September 2021   15:23 799
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Saling menghujat dan merasa yang paling benar terus merebak yang membuat toleransi beragama yang telah terjalin sepanjang sejarah mulai terganggu. Kemudian ada pihak-pihak tertentu yang  memanfaatkan keadaan demi kepentingannya yang tersembunyi. 

Pertanyaan adalah mengapa harus ada pertikaian dan darah yang mengalir di antara sesama anak bangsa dan saudara sendiri? 

Ambon dan Poso sudah cukup menjadi pelajaran. Jangan mudah kita untuk dijadikan bidak permainan, tetapi  justru harus semakin merapatkan barisan dan menjaga persatuan dan kesatuan.

Kita harus percaya bahwa persatuan dan kesatuan bangsa kita selalu ini yang bisa menciptakan kekuatan bagi berdirinya negara kita. 

Tatkala kita hidup dalam kekacauan dan kerusuhan yang sengaja hendak diciptakan, sesungguhnya itu adalah jalan menuju kepada kehancuran atau keruntuhan sebuah negara. Ujung-ujungnya adalah melahirkan kekacauan. Semua itu tentu tidak kita kehendaki.

Indahnya  Pelangi  di  Ujung Senja 

Pernahkah kita melihat pelangi? Sangat indah bukan? 

Tentu kita juga tahu keindahan pelangi ada karena perpaduan beberapa warna yang menyatu lalu melengkung menghiasi langit. Merah, jingga, kuning, hijau, merah, ungu, dan nila adalah warna-warna pembentuk keindahan yang kita namakan pelangi.

Beberapa tahun terakhir ini, saya sudah sangat jarang melihat pelangi yang begitu indah. Berbeda ketika saat masih kecil, begitu seringnya bisa melihat pelangi menghiasi langit, sehingga menghadirkan keindahan yang tak bosan untuk saya pandangi. Keindahan yang membuat saya berdecak kagum atas maha karya alam semesta ini.

Namun pasca berbagai kekacauan yang terjadi akhir-akhir ini yang mengancam keberagamaan dan toleransi beragama di negeri kita, saat saya bersama seorang teman dalam perjalanan ke sebuah desa di Sumedang yang bernama Cibugel, saya sempat melihat indahnya pelangi saat menjelang senja. Bukan hanya satu lengkungan, tetapi ada dua, seakan menyambut kehadiran kami di desa tersebut.

Dari peristiwa itulah kemudian mengilhami saya untuk menulis tulisan ini tentang indahnya perbedaan yang diilustrasikan oleh pelangi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun