Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Belajar Hening dan Jadilah Bajik

21 Maret 2011   03:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:36 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

JADILAH BAJIK

Setiap manusia pada dasarnya memiliki kebajikan. Tetapi dengan seiring berjalannya waktu, kebajikan itu mulai tertutup oleh kekotoran batin, sehingga tidak lagi menjadi karakternya.

Walaupun masih ada namun jarang bisa digunakan dalam kehidupan keseharian.
Orang bajik memang sudah sulit ditemukan lagi.

Seiring menipisnya kebajikan di dalam diri kita, maka sifat bijak kita sulit dimunculkan.
Tak heran, kemudian kita menjadi pribadi yang begitu suka menghakimi orang lain.

Kita lebih sibuk mengurusi orang lain dan menjadi hakim yang sangat hebat bagi orang lain.
Sampai-sampai lupa dengan keadaan diri sendiri yang sesungguhnya tak beda dengan orang yang sedang dihakimi.

Malahan terkadang lebih buruk lagi, tetapi kita tidak menyadari dan terus berusaha menjadi hakim dalam kebanggaan.

Bila saja, kita sejenak sadar dan mau menjadi bajik, pasti kita akan menjadi malu sendiri karena sesungguhnya yang lebih layak untuk dihakimi adalah diri kita sendiri.

Menghakimi orang lain, tak ada gunanya sama sekali. Selain menyakiti perasaan orang lain, dapat pula menyakiti nurani sendiri.
Jadi, sangatlah bijak bila dikatakan, "Jadilah bajik, maka engkau akan menjadi bijak, sehingga tak lagi berselera menghakimi orang lain!"

Sepertinya kalimat diatas sangat cocok bagi saya yang sok bijak dan masih jadi bajingan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun