Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aku Cinta........._Ketika Cinta Berlabuh di Desa Rangkat 8

12 November 2010   12:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:40 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12895635551252563647

Asmara cinta Menggelisahkan jiwa Hati terlena Saat tak menatap wajahnya Sebaik kata cinta Mengetarkan sukma Dunia jadi singgasana

[caption id="attachment_74963" align="aligncenter" width="300" caption="shw.ezzesensei.fotopages.com"][/caption]

Malam itu terasa begitu panjang untuk dilalui Uleng dalam kesendiriannya. Seribu tanya tentang Kate tak terjawabkan. Betapa beratnya perasaan, saat orang yang diharapkan kehadirannya, tak menampakkan dirinya.

Bayangan menerawang jauh diatas awan. Senyuman simpatik Kate terbayangkan. Tak sadar, dalam sedihnya, Uleng masih dapat tersenyum yang membuat cicak-cicak di dinding terlena.

Disampingnya, Cinta, sang kakak tertidur pulas melayang sampai langit ketujuh. Uleng memandanginya seakan iri, sang kakak bisa tertidur begitu pulasnya. Bisikan hati kecilnya, mengerakkan tubuh Uleng untuk segera berdoa dalam khusuknya. Menenangkan jiwa untuk harapan kedamaian hatinya.

*

Saat pagi di rumah kades Desa Rangkat, terjadi sedikit kehebohan. Bu Kades Mommy mendapatkan kabar dari Pak Tani Arif. Beritanya adalah ia mendapatkan kecelakaan saat ke kota bersama Kate untuk suatu keperluan. Saat ini sedang berada di Rumah Sakit di kota.

Bergegas Bu Kades Mommy dan Pak Kades Yayok, ditemani Cinta menuju ke kota. Uleng tidak bisa ikut serta karena harus mengajar. Walaupun dalam hatinya amat sangat ingin ikut demi untuk mengetahui keadaan Kate. Dalam hatinya terpanjat sebuah doa: Ya Tuhan, berilah keselamatan kepada umatMu Bang Kate, semoga dalam ketabahan dan tidak terjadi sesuatu yang fatal padanya. Amin!

Dengan perasaan was-was Pak Kades Yayok dan rombongan mencari keberadaan Pak Tani Arif bersama Kate di Rumah Sakit.

"Gimana Arif, keadaanmu? Tidak apa-apa, kan?"

"Baik-baik saja, kak! Hanya terluka sedikit! Tapi Mas Kate cukup parah dan masih koma!" Dengan masih menahan nyeri Pak Tani Arif bercerita.

Setelah mengetahui keadaannya Pak Kades menjadi lega, karena hanya mengalami luka-luka ringan. Tetapi mengetahui keadaan Kate yang masih koma, mereka merasa prihatin juga. Terlihat Kate masih belum siuman.

"Apa yang terjadi Arif?" Mommy membuka suara.

Sedikit menghela nafas, Pak Tani mengingat-ingat. "Kendaraan Mas Kate menabrak pohon karena berusaha menghindari sebuah truk yang sedang melaju kencang!"

"Syukur deh semuanya masih selamat!" Cinta bergumam.

Pak Kades Yayok meminta Pak Tani Arif untuk menemani Kate di Rumah Sakit dan segera menghubungi keluarga atau kerabat dari Kate.

Sementara itu, Uleng terus merasa was-was, sampai kemudian mendapat kabar dari Cinta melalui telepon genggamnya tentang keadaan Kate. Hatinya sungguh gelisah, ingin rasa Uleng berada di dekatnya untuk menghibur. Tak sadar setetes airmata mengalir, tetapi cepat-cepat dihapusnya.

*

Beberapa saat setelah dalam perawatan, kondisi Kate membaik dan dibolehkan pulang. Hari itu sekretarisnya, Eka, bersama saudaranya Kate datang menjemput. Tetapi Kate meminta untuk kembali ke Desa Rangkat karena masih ada kepentingan. Tentu saja spesial untuk menemui pujaan hatinya. Di Desa Rangkat mengajak Eka ke rumah Pak Kades untuk mengucapkan terimakasih atas bantuan yang telah diberikan selama di Rumah Sakit. Sore itu Uleng begitu sumringah melihat kehadiran Kate. Tetapi hadir rasa cemburu pada dirinya melihat Kate datang dengan seorang wanita.

"Apakah itu pacarnya Bang Kate?" Tanya dalam kesunyian hatinya.

"Sudah sehat Nak Kate?" Tanya Pak Kades.

"Cepat sehat kembali ya?" Mommy menimpali dengan senyum keibuan.

"Sudah, Pak Yayok! Terimakasih, Bu Mommy!"

"Syukurlah!" Seru Pak Yayok dan Bu Mommy hampir berbarengan.

Dengan sedikit rasa sungkan Kate menyampaikan keinginannya kepada Pak Yayok dan Bu Mommy untuk mengajak Uleng keluar dengan alasan ingin merayakan ulang tahun Uleng. Mereka hanya senyum-senyum seperti mengerti hati anak muda.

"Terserah Uleng!" Demikian Pak Kades dan diamini Bu Kades.

Mendapatkan ajakan Kate yang tulus, Uleng mengangguk saja. Walaupun di hatinya masih bertanya-tanya tentang keberadaan wanita yang bersama Kate.

Meluncurlah mereka ke warung kopinya Budi van Boil untuk menikmati senja dan hidangan khas ala Desa Rangkat. Kopi hangat dihidangkan.

"Uleng, maafkan ya, waktu ulang tahunmu aku tak bisa hadir!" Kate membuka pembicaraan.

"Ah, tak apalah bang. Uleng sudah senang Bang Kate sudah sehat sekarang!" Uleng berkata dengan suara pelan, tak berani menatap wajah Kate.

Eka yang berada diantara mereka sebenarnya merasa cemburu juga. Karena diam-diam ia menyimpan rasa pada bossnya. Tetapi ia merasa tahu diri juga, sehingga ia pamit menghampiri pemilik warung kopi, Budi untuk berbincang-bincang.

Tinggallah Kate dan Uleng berduaan. Pada kesempatan itu, Kate memberikan sebuah kado istimewa untuk Uleng. Beberapa novel dan buku puisi yang terbungkus rapi. Karena Kate mendapatkan informasi, bahwa Uleng suka sekali membaca novel dan puisi.

"Terimakasih, abang!" Uleng beranikan diri untuk menatap wajah Kate dalam-dalam.

"Semoga kamu senang menerimanya! Uleng, sepertinya pada kesempatan ini, tiada pilihan lain bagi saya untuk mengatakan sesuatu padamu!" Kata Kate dengan hati mantap.

Sedikit ada keraguan dan tanya serta rasa takut untuk menghadapi kenyataan yang akan disampaikan Kate padanya.

Belum lagi Uleng bereaksi, Kate berkata tanpa sedikit keraguan,"Uleng, hatiku berbisik agar aku segera menyampaikan suaranya padamu. Aku. . ., aku cinta padamu!"

Diantara rasa terkejut dan detak jantung yang menentu, Uleng juga merasakan suatu kelegaan dan keindahan bunga-bunga cinta yang mengguyur tubuh dan hatinya.

Dengan senyumnya yang terindah, Uleng tanpa mengindahkan keadaan, karena saat itu memang dunia serasa hanya milik berdua, berkata ,"Abang Kate, sungguh Uleng bahagia mendengarnya. Sebab Ulengpun berharap suatu saat akan mendengar ucapan ini keluar dari mulut abang!"

Dari kejauhan, Budi dan Eka saling bertatapan melihat Kate mencium tangan Uleng dengan segenap hatinya. Refo, Lala, Ibay, dan hansip Triansyah yang hendak lewatpun saling berpandangan menyaksikan peristiwa ini tanpa dapat bersuara.

-------------------------------------------------------------

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun