Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Kemunafikanku

14 Agustus 2014   15:41 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:34 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun di lain waktu kita tak segan berkelakuan layaknya setan seakan Tuhan ada jauh di sana tak mungkin akan melihat apa yang kita lakukan. Ketika di hadapan Tuhan dalam rumah ibadah kita memuja setinggi langit ke tujuh. Tetapi pada saat dalam kesunyian kita mencampakkan - Nya dalam perilaku.

Maling Teriak Maling

Hari - hari ini kita dapat melihat ada orang yang suka berteriak - teriak sampai bergema ke seluruh negeri bahwa orang lain melakukan kecurangan. Padahal diri sendiri pun melakukan kecurangan dan  sampai - sampai untuk membuktikan kecurangan yang dituduhkan harus dengan melakukan kecurangan pula.

Biasanya orang yang suka berteriak lain orang lain curang, sesungguhnya ia sendiri sangat paham dengan kecurangan karena sudah ahli melakukannya. Ia akan diam seribu bahasa ketika kecurangan yang dilakukannya memberikan kemenangan. Ia akan berpesta dan bersuka cita dalam kecurangannya.

Sebaliknya bila kecurangan itu tidak memberikan kemenangan, maka ia akan berteriak ke mana - mana sebagai pembelaan dan mengemis untuk mendapatkan kemenangan. Bukankah ini maling teriak maling namanya?

Paling Benar dan Baik

Satu keangkuhan manusia yang langgeng sampai kini adalah selalu merasa dirinya paling baik dan benar. Tak heran paling jago menghakimi sesamanya melangkahi wewenang Tuhan.

Ini bukan omong kosong, sebab begitu mudahnya kita menemukan dalam keseharian. Saya bisa membuktikan contoh yang paling jelas, lihatlah pada diri kita sendiri dan bertanyalah. Temukan jawaban yang paling jujur di dasar hati. Namun sekali lagi, keangkuhan akan sekuat tenaga menutupi kebenaran ini.

Seorang manusia model saya yang bodoh dan penuh dosa pun tak merasa bersalah untuk membodoh - bodohi seorang presiden yang notabene jauh lebih pintar dari saya dan berani menunjuk kesalahan - kesalahan para ahli agama yang jelas - jelas lebih baik dan benar dari diri ini. Keberanian yang ada tak lebih karena merasa paling benar dan baik. Itu saja kelebihan saya!

Afirmasi :

Tuhan, semoga kesadaran ini masih ada dan pelita hati masih menyala untuk menerangi jalan hidup kami dalam lorong - lorong gelap yang semakin gelap ini, sehingga kami tidak tersesat dan berjalan semakin jauh dari hakekat kehidupan ini. Semoga tidak terjerumus semakin dalam menjadi makhluk yang penuh kemunafikan dan merasa paling baik dan benar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun