Perubahan iklim merupakan salah satu isu global yang semakin menjadi perhatian dunia saat ini. Dampak perubahan iklim terlihat jelas pada fenomena cuaca ekstrem seperti banjir, kekeringan, dan bencana alam lainnya. Hal ini membuat analisis iklim menjadi sangat penting untuk memahami dan mengantisipasi dampak dari perubahan iklim di berbagai daerah.
Salah satu daerah di Indonesia yang perlu dianalisis iklimnya adalah Sampit, Kalimantan Tengah. Sampit adalah salah satu daerah di Indonesia yang memiliki curah hujan yang tinggi sepanjang tahun. Daerah ini sangat penting dalam konteks siklus hidrologi dan ketersediaan air di wilayah Kalimantan Tengah.
Namun, perubahan iklim dapat mempengaruhi pola curah hujan dan suhu udara di daerah Sampit. Kondisi iklim yang tidak stabil dapat mempengaruhi ekosistem dan ketersediaan air di daerah tersebut. Oleh karena itu, analisis iklim di Sampit perlu dilakukan untuk memahami perubahan iklim yang terjadi dan dampaknya terhadap lingkungan dan kehidupan manusia.
Dalam penelitian ini, kami akan melakukan analisis iklim di Sampit, Kalimantan Tengah dengan menggunakan data curah hujan dan suhu udara selama periode 30 tahun dari 1990 hingga 2020. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola iklim dan perubahan iklim yang terjadi di daerah Sampit. Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat menjadi acuan untuk pengambilan kebijakan dan strategi mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim di daerah Sampit dan wilayah lainnya yang memiliki kondisi iklim serupa.
Sampit, Kalimantan Tengah merupakan wilayah yang terletak di pulau Kalimantan, Indonesia. Wilayah ini memiliki iklim tropis dengan curah hujan yang cukup tinggi sepanjang tahun. Namun, pada beberapa bulan tertentu, terjadi musim kemarau yang panjang dan menyebabkan kekeringan.
Perubahan iklim menjadi salah satu isu yang penting untuk diperhatikan di Sampit, Kalimantan Tengah. Beberapa dampak perubahan iklim yang terjadi di wilayah ini antara lain:
Peningkatan suhu udara
Peningkatan suhu udara dapat menyebabkan terjadinya kekeringan dan menurunkan produksi pertanian. Hal ini dapat mempengaruhi kehidupan masyarakat di wilayah ini yang sebagian besar menggantungkan hidupnya dari sektor pertanian.
- Penurunan curah hujan
Perubahan iklim juga dapat menyebabkan penurunan curah hujan di wilayah ini. Hal ini dapat berdampak pada pasokan air bagi masyarakat dan mengganggu produksi pertanian yang membutuhkan air yang cukup.
- Banjir dan longsor
Perubahan iklim juga dapat menyebabkan terjadinya banjir dan longsor yang dapat mengancam keselamatan dan kesehatan masyarakat, serta merusak infrastruktur dan lingkungan hidup.
Untuk mengurangi dampak perubahan iklim di Sampit, Kalimantan Tengah, diperlukan tindakan mitigasi dan adaptasi yang tepat. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan antara lain:
1.) Pengurangan emisi gas rumah kaca
Pengurangan emisi gas rumah kaca dapat dilakukan dengan meningkatkan penggunaan energi terbarukan dan mengurangi penggunaan energi fosil.
2.) Konservasi hutan dan lahan
Konservasi hutan dan lahan dapat membantu mengurangi deforestasi dan degradasi lahan yang dapat mempercepat perubahan iklim.
3.) Peningkatan ketahanan masyarakat
Peningkatan ketahanan masyarakat dapat dilakukan dengan membangun infrastruktur tahan bencana dan meningkatkan keterampilan dan pengetahuan masyarakat dalam menghadapi perubahan iklim.
No
News Side
Date
Media
Explorance
1
Perubahan Iklim Salah Satu Penyebab Banjir di Kalteng
14 September 2021
Borneo news.com
Hendrik mengatakan, perubahan iklim yang akhirnya memicu curah hujan yang tinggi, akhirnya berdampak dengan terjadinya banjir disejumlah daerah. Hal itu merupakan akibat, tidak mampunya alam di Kalteng beradaptasi dengan perubahan iklim yang saat ini terjadi.
"Saya tidak berani menyebut bencana ini terjadi karena rusaknya alam kita, karena fenomena perubahan iklim terjadi secara luas, sehingga tidak bisa hanya melihat Kalteng, atau bahkan Indonesia melainkan dunia," tuturnya.
Hal itu, lanjutnya, terlihat dari banjir yang tidak hanya melanda Kalteng, tetapi juga di Samarinda dan daerah lain juga, bahkan sampai di Singapura dan Amerika turut mengalami hal yang sama. (HERMAWAN DP/B-7)
2
Iklim dan Cuaca Rata-Rata Sepanjang Tahun di Sampit
5 April
/id.weatherspark.com
Musim panas berlangsung selama 1,8 bulan, dari 5 April sampai 31 Mei, dengan suhu tertinggi harian rata-rata di atas 33C. Bulan terpanas dalam setahun di Sampit adalah Mei, dengan rata-rata suhu terendah 34C dan tertinggi 24C.
Musim dingin berlangsung selama 1,6 bulan, dari 5 Desember sampai 24 Januari, dengan suhu tertinggi harian rata-rata di bawah 33C. Bulan terdingin dalam setahun di Sampit adalah Juli, dengan rata-rata terendah 23C dan tertinggi 33C.
3
Legislator Kotim Minta Pemkab Sediakan Sumber Air Bersih
20 Â juni 2022
Radar Sampit
Wakil Ketua DPRD Kotim Rudianur mendesak Pemkab Kotim mempersiapkan sumber air bersih di daerah selatan. Baik di daerah Pulau Hanaut hingga Teluk Sampit dan sekitarnya.
"Supaya tidak menyuplai air dari Sampit setiap tahunnya. Kejadian kekurangan ari bersih ini jadi siklus tahunan yang selalu terjadi saat musim kemarau
4
Masyarakat Pesisir Disiapkan Menghadapi Dampak Perubahan Iklim
1Januari 2016
Kalteng
.antaranews
Dampak perubahan iklim bagi masyarakat pesisir kotawaringin timur yang akan terjadi dan akan dirasakan adalah seperti abrasi pantai ujung pandaran pasang air laut semakin tinggi pada desa desa pasisir
kerusakan
5
Sulitnya Sumber Air, Alat Berat Di Terjunkan Untuk Pemadaman Di Kotawaringin Timur - Kalimantan Tengah
12 april 2019
kalteng.
antaranews
ANGKALANBUN - BPPIKHL WILAYAH KALIMANTAN. Satu buah ekskavator diterjunkan untuk membuat sekat bakar dan embung air dikarenakan sulitnya sumber air pada lokasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Desa Begandang Hilir, Kecamatan Mentaya Hilir Utara, Kabupaten KotawaringinTimur (Kotim) Prov. Kalimantan Tengah
6
Banjir di Kalimantan, Pemerintah Didesak Tingkatkan Aksi di Perjanjan Iklim
16 maret
2021
Radar Sampit
Awal bulan ini, Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Ruandha Agung Sugardiman mengatakan kepada kantor berita Antara bahwa pemerintah tidak akan meningkatkan pengurangan emisi lebih lanjut dalam rencana aksi iklim yang diperbarui karena akan diajukan menjelang KTT iklim PBB pada bulan November.
7
BMKG:Perubahan iklim sebabkan terganggunya siklus hidrologi
17 februari
2023
antaranews.com
Berdasarkan data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Tjilik Riwut Palangka Raya, tingginya curah hujan tersebut karena memang saat ini seluruh wilayah Kalteng sudah berada pada posisi musim hujan, yang diperkirakan mencapai puncaknya pada bulan Desember mendatang.
8.
Kalimantan Tengah: Masyarakat Sadar Akan Perubahan Iklim
5 september 2022
kalteng.
tribunnews.com/
Desa Aruk ini berada sekitar 2,5 jam perjalanan darat dari Ibukota Kalimantan Tengah. Desa ini memiliki dataran yang ditutupi oleh hutan primer, sekunder, semak, dan rawa. Bahkan Desa Aruk juga merupakan areal eks pengembangan lahan gambut. Jalan lintas negara dan Sungai Kapuas menjadi akses utama transportasi di daerah ini.
Menurut sensus 2011, Desa Aruk dihuni oleh sekitar 618 jiwa yang didominasi oleh Suku Dayak Ngaju. Sebagian besar penduduk hidup dari pertanian, perikanan, dan hasil hutan. Mereka  umumnya berladang di kaki bukit yang berjarak 1-2 kilometer dari pemukiman. Sementara, dari sektor perikanan, penduduk umumnya memanfaatkan sungai dan danau. Hasil tangkapannya pun beragam sekalipun menggunakan alat tradisional. Untunglah, dengan adanya akses jalan darat yang memadai, banyak pedagang dari Palangkaraya yang siap membeli hasil tangkapan ikan tersebut. Hal ini diakui oleh penduduk Aruk, Armudi, yang juga menggantungkan hidupnya dari sungai. "Saat ini jalan darat ke Palangkaraya lebih lancar," ujarnya.
9.
Curah Hujan Tinggi, Dua Kabupaten Wilayah Kalimantan Tengah Dilanda Banjir
7 September 2021
Banjir melanda dua kecamatan pada dua kabupaten di Kalimantan Tengah, sejak Sabtu (3/9) pukul 03.00 WIB hingga Minggu (4/9) pukul 16.00 WIB. Kejadian ini terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi melanda wilayah tersebut. Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB menerima laporan tidak ada korban jiwa atau luka - luka akibat banjir ini.
Berdasarkan Pantauan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gunung Mas menyebutkan banjir melanda Desa Tewah, Kecamatan Tewah, Kabupaten Gunung Mas, Provinsi Kalimantan Tengah.
Tim reaksi cepat (TRC) BPBD telah menyiagakan seluruh personel di setiap pos untuk terus memantau kondisi dan situasi terkini wilayah terdampak banjir, serta melaporkan kembali jika ada perkembangan selanjutnya.
Pascabanjir, pihak BPBD terus melakukan pendataan dampak kerusakan dan kerugian di lokasi kejadian yang melibatkan TNI, Polri, serta instansi terkait lain di setiap wilayah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H