Mohon tunggu...
Reza Fahlevi
Reza Fahlevi Mohon Tunggu... Jurnalis - Direktur Eksekutif The Jakarta Institute

"Bebek Berjalan Berbondong-bondong, Elang Terbang Sendirian"

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Urgensi Peran Milenial Kawal Pilkada 2020 di Masa Pandemi

4 September 2020   23:46 Diperbarui: 5 September 2020   09:36 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi - Foto: tygpress.com

PANGGUNG politik di tingkat lokal nampaknya mulai memanas dan memacu adrenalin politik para kontestan yang akan berkompetisi pada Pilkada serentak 9 Desember 2020 mendatang. 

Pasalnya, di level elite mulai gerilya melancarkan serangkaian politik citra untuk mendapatkan insentif elektoral dari publik. 

Tarik menarik kepentingan juga tak dapat dihindari sebagai sebuah konsekuensi dan keniscayaan dalam demokrasi. 

Demikian juga, dinamika politiknya kian terpolarisasi dan bergeser ke arah perdebatan substansial sebagai jantung persoalan. 

Kondisi tersebut harusnya dijadikan momentum untuk mengkonversi energi persaingan yang kompetitif dan sportif, diglorifikasi menjadi semangat penanganan COVID-19 dan dampak sosial ekonominya.

Kerasnya pertarungan diharapkan tidak jauh dari perdebatan gagasan dan ide untuk berbuat lebih banyak bagi kemajuan daerah serta bekerja lebih keras lagi diiringi komitmen penuh untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19 di daerahnya.

Namun terlepas dari perdebatan dan pelbagai dinamika politik yang berlangsung, menarik mencermati perilaku politik segmen pemilih millenial yang juga ikut terlibat mewarnai dinamika Pilkada serentak itu. 

Dalam konstelasi dan dinamika politik pilkada serentak ini, millenial tak sekadar jadi objek dari pertarungan itu, millenial justru mengambil peran penting dalam panggung politik Pilkada serentak 2020 ini. 

Akan jauh lebih menarik jika millenial menjadi motor pergerakan dalam ajang kontestasi elite politik lokal tersebut.

Panggung Politik Millenial

Pandemi Covid-19 yang melanda hampir semua negara termasuk Indonesia menyebabkan aktivitas politik dan perekonomian nasional "lumpuh total" bahkan hampir terjerembab ke jurang resesi. 

Akibatnya, terjadi krisis di semua sektor dan menjangkit ke semua lapisan masyarakat yang berakibat pada menurunnya daya beli masyarakat. 

Demikian juga di sektor politik, Pilkada serentak yang seharusnya digelar pada 23 September terpaksa diundur ke bulan Desember 2020 mendatang, untuk menghindari eskalasi peningkatan wabah Pandemi Covid-19. 

Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai penyelenggara pemilu telah menyiapkan regulasi terkait tehknis pelaksanaan Pilkada serentak di tengah suasana Pandemi corona, sehingga aman serta bebas dari penularan dan claster penyebaran virus Corona. 

Karena itu, sebagian besar proses dan tahapan pilkada serentak akan dilakukan secara 'daring' dengan memanfaatkan kanal media. Kampanye terbuka yang seharusnya melibatkan kerumunan massa ditiadakan untuk menjamin masyarakat sehat dan tidak tertular Pandemi virus corona. 

Aturan PKPU juga menegaskan bahwa akan dilakukan rapid test pada petugas KPU di seluruh tingkatan, penggunaan alat pelindung diri, larangan berkerumun pada saat pemungutan suara.

Dengan pendekatan protokol kesehatan, paling tidak pilkada serentak tidak menambah claster penyebaran dan peningkatan virus corona, bahkan bisa jadi memutus rantai pandemi Covid- 19 tersebut.

Menggelar Pilkada di tengah Pandemi harus memanfaatkan media sebagai sarana komunikasi kepada publik, apalagi aturan KPU meniscayakan hal tersebut. 

Tentu membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang melek tehknologi dan mempunyai kemampuan literasi yang mumpuni sehingga bisa mengedukasi dan memberikan pencerahan kepada publik. 

Dalam konteks ini, dibutuhkan peran millenial untuk terlibat aktif dan mengawal langsung pilkada serentak 2020 sehingga regenerasi kepemimpinan di tingkat lokal terus berkelanjutan. 

Diakui atau tidak, eksistensi millenial sangat strategis dalam konteks pelaksanaan pilkada di tengah suasana pandemi corona. 

Karena sejatinya millenial adalah salah satu variabel penting penentu keberhasilan Pilkada serentak di tengah suasana Pandemi corona. 

Ada beberapa alasan mengapa segmen pemilih millenial diposisikan sebagai lokomutif dan variabel penting penentu kesuksesan hajatan demokrasi lokal. 

Pertama, milenial sebagai generasi yang melek teknologi setidaknya bisa diberdayakan dan difungsikan dalam pilkada era new normal tersebut. 

Para generasi muda dapat mengedukasi masyarakat melalui tangan kreativitasnya di sosial media, seperti membuat narasi positif dan konten-konten kreatif yang berisi ajakan kepada pemilih untuk berpartisipasi dan tidak golput pada pilkada serentak Desember 2020 mendatang. 

Dengan literasi yang dimilikinya, milenial sebisa mungkin bisa memanfaatkan media online Facebook, Twitter, dan Instagram sebagai sarana komunikasi yang efektif dalam menyosialisasikan dan mengkampanyekan pilkada serentak 2020 sehingga pemilih tidak apatis dan berkenan datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS). 

Kedua, segmen pemilih milenial jumlahnya kurang lebih mencapai 42 juta yang ikut serta di Pemilu 2019. Jumlah tersebut sangat tinggi, maka dapat dikatakan gagal kontestasi elektoral di tingkat lokal ini apabila milenial tidak ikut terlibat dalam Pilkada era new normal ini. 

Artinya, partisipasi milenial itu amat penting karena bisa menentukan suksesnya ritual lima tahunan tersebut.

Pilkada serentak 2020 adalah panggung gratis generasi milenial yang semestinya dimanfaatkan sebagai medium aktualisasi diri dalam mengartikulasikan ide-ide dan fikirannya, serta merespon isu-isu negatif terkait pelaksanaan suksesi kepemimpinan di tingkat lokal tersebut. 

Milenial paling tidak dapat menghadirkan beragam solusi dan alternatif ide-ide briliant sehingga turut berkontribusi menyukseskan pilkada serentak di tengah suasana Pandemi Covid 19 ini. 

Era digitalisasi demokrasi dan industri media adalah era enial untuk tampil ke gelanggang politik menjadi entitas penting yang tak terpisahkan. 

Adalah tugas milenial menggerakan pemilih agar berpartisipasi, tidak golput dan tidak apatis dalam pilkada serentak era new normal ini. 

Pilkada di tengah Pandemi corona meniscayakan ruang digital (media) sebagai sarana paling efektif berkomunikasi dengan publik melalui jejaring sosial media yang tersedia. 

Bagi milenial, Pilkada era Pandemi bisa jadi peluang menuju proses pendewasaan diri sehingg bisa mengagregasi publik. 

Tapi pada sisi lain juga menjadi tantangan bagi milenial, misalnya jelang pilkada serentak dilaksanakan, muncul narasi negatif dan provokasi serta propaganda atas digelarnya ritual lima tahunan tersebut. 

Walaupun narasi yang dibangun tak berbasis fakta, tapi hanya imajinasi dan halusinasi, namun millenial harus mampu melawan narasi negatif dan hoaxs yang mendominasi ruang publik itu, sehingga Pilkada sukses tanpa diwarnai pelbagai isu maupun propaganda negatif yang sesungguhnya mendestruksi nilai-nilai demokrasi.

Belakangan ini muncul isu yang menyeruak di jagad digital, bahwa Pilkada serentak tidak aman dari ancaman Pandemi Covid- 19 jika tetap dilaksanakan. 

Tentu itu mudah sekali dibantah dan harus diluruskan agar masyarakat tidak terjebak dalam arus informasi yang menyesatkan tersebut. 

Caranya adalah melalui pendekatan edukasi dan literasi, di tangan milenial jagad digital harus dimanfaatkan secara serius untuk mengkampanyekan hal-hal positif sehingga tak ada rasa takut untuk datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS). 

Seyogyanya, rakyat tidak perlu takut tertular virus corona akibat datang (berkumpul) ke bilik suara. Faktanya, di Korea Selatan dan Singapura serta beberapa negara lain menggelar pemilu dalam suasana Pandemi Covid- 19 justru aman dan tidak meningkatkan eskalasi penyebaran virus tersebut. 

Yang menarik justru partisipasi publik sangat tinggi. Dengan demikian, mari kita gunakan kesempatan ini untuk berikhtiar bersama-sama guna memperoleh pemimpin (kepala daerah) yang berintegritas dan dapat mewujudkan kesejahteraan rakyat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun