Tapi pada sisi lain juga menjadi tantangan bagi milenial, misalnya jelang pilkada serentak dilaksanakan, muncul narasi negatif dan provokasi serta propaganda atas digelarnya ritual lima tahunan tersebut.Â
Walaupun narasi yang dibangun tak berbasis fakta, tapi hanya imajinasi dan halusinasi, namun millenial harus mampu melawan narasi negatif dan hoaxs yang mendominasi ruang publik itu, sehingga Pilkada sukses tanpa diwarnai pelbagai isu maupun propaganda negatif yang sesungguhnya mendestruksi nilai-nilai demokrasi.
Belakangan ini muncul isu yang menyeruak di jagad digital, bahwa Pilkada serentak tidak aman dari ancaman Pandemi Covid- 19 jika tetap dilaksanakan.Â
Tentu itu mudah sekali dibantah dan harus diluruskan agar masyarakat tidak terjebak dalam arus informasi yang menyesatkan tersebut.Â
Caranya adalah melalui pendekatan edukasi dan literasi, di tangan milenial jagad digital harus dimanfaatkan secara serius untuk mengkampanyekan hal-hal positif sehingga tak ada rasa takut untuk datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS).Â
Seyogyanya, rakyat tidak perlu takut tertular virus corona akibat datang (berkumpul) ke bilik suara. Faktanya, di Korea Selatan dan Singapura serta beberapa negara lain menggelar pemilu dalam suasana Pandemi Covid- 19 justru aman dan tidak meningkatkan eskalasi penyebaran virus tersebut.Â
Yang menarik justru partisipasi publik sangat tinggi. Dengan demikian, mari kita gunakan kesempatan ini untuk berikhtiar bersama-sama guna memperoleh pemimpin (kepala daerah) yang berintegritas dan dapat mewujudkan kesejahteraan rakyat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H