Eits disambung lagi buat apa ada aturan kalau tidak dilanggar, ngapain punya kuasa kalau tidak bisa memuluskan keinginan, semua ini kan bisa diatur sebentar saya hubungi si A dulu, oke acc, kita karyakan bersama dinda, haha. Yah begitulah kira-kira.
Sehingga perilkau elit semacam ini yang tau banyak hal mengendalikan dengan buruk lalu membuat kontruksi sosial melalui media bahwa ia telah bekerja dengan baik, melayani masyarakat, melakukan pembangunan, memberikan bantuan sosial sehingga citra terus dipupuk subur, sesubur kolusi, korupsi dan nepotisme yang dilakukan.Â
Lalu muncul pemikiran tidak apa-apalah si B anaknya si A yang bekerja untuk rakyat dari pada si C atau D bisa saja mereka korupsi dan lain-lain, akhirnya Indonesia adalah lingkaran elit yang setiap masa ada orangnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H