Bahkan mahalnya produk Air Yeezy dewasa ini berkisar antara $20000 dolar AS dikarenakan eksklusivitas dan kelangkaan akibat Kanye yang sudah tidak lagi dikontrak oleh Nike.Â
Ketika diperintah untuk mengenalkan kembali sneaker klasik kepada dunia dan merayakan warisan kebanggannya, Nike sekali lagi meminta dunia rap untuk menghadirkan sesuatu yang segar dan menciptakan hype. Mempertimbangkan pengaruh dan dampak rap pada komunitas sneaker, itu adalah keputusan yang tepat
Popularitas Pasar Sneaker dan Kekuatan Kanye West dalam Sneakers Game
Dalam hal jumlah dapat dilihat Nike masih menguasai pasar sneaker dengan market share tertinggi sebesar $22,3 miliar dolar AS di tahun 2018 dibandingkan dengan $14,6 miliar dolar AS untuk Adidas dan sisanya seperti Puma, Reebok, Asics dan Under Armour.Â
Hal ini tercapai karena Nike memanfaatkan promosi dagang mereka dengan menawarkan kontrak promosi kepada influencer sebagai strategi marketing yang banyak meningkatkan penjualan mereka.
Bahkan untuk Adidas, kerjasama dengan Kanye meningkatkan penjualan mereka sampai 30%. Penjualan ini menguntungkan Adidas dan Kanye, dimana Adidas mampu menghasilkan keuntungan dengan penjualan lineup Yeezy.Â
Ditambah kemampuan Kanye dalam menyampaikan dan merancang produknya dengan cara yang dia inginkan selama Adidas masih dilibatkan dalam pembuatannya.
Terdapat klaim bahwa satu dari kekuatan terbesar Kanye adalah metodenya dalam meluncurkan produk dalam jumlah yang terbatas. Ini membangun kehebohan dan penjualan yang cepat.Â
Contohnya, satu jam setelah Yeezy Boost 350 dijual dengan harga $200 dolar AS, mereka sudah terjual habis di gerai ritel maupun secara online. Bahkan harga penjualan kembalinya dapat mencapai $1000 dolar AS rata-ratanya di laman penjualan sepatu.Â
Disamping penggunaan image Kanye sebagai rapper dan influencer, juga keistimewaannya sebagai suami dari Kim Kardashian, "Pendekatan pemasaran Yeezy efektif karena ia menyeimbangkan eksklusifitas (seni, selebritas) bersama massa (instagram, bioskop). Kampanyenya adalah ekspresi kreatif artistik sementara strategi distribusinya bersifat massal," (Mai, 2017).
Kesimpulan