Antusiasme terhadap munculnya Nurhadi-Aldo dianggap sebagai titik jenuh masyarakat terhadap situasi politik Indonesia saat ini. Terlepas dari konten yang sering mengarah pada hal yang kurang pantas, Nurhadi-Aldo berhasil mengalihkan isu politik.Â
Kejenuhan masyarakat terhadap kondisi politik saat ini dapat disandingkan dengan the law of diminishing marginal utility yang dikemukakan oleh Alfred Marshall. Teori tersebut menjelaskan semakin banyak kita mengonsumsi suatu jenis komoditas, semakin kecil tambahan utilitas yang akan diperoleh, selama variabel di luar model dianggap konstan; meskipun, total utilitas meningkat (Marshall, 1891).Â
Konsumen akan terus menambah konsumsinya hingga tambahan utilitas yang diperoleh akan sama dengan nol atau mencapai tingkat utilitas yang maksimum. Dalam hal ini, beberapa kalangan masyarakat telah mencapai tingkat utilitas yang maksimum atas drama perpolitikan di Indonesia. Artinya, masyarakat sudah jenuh dengan kondisi politik di Indonesia, terutama dalam menyongsong pemilu 2019.
 Melalui kreativitas dan kepekaan kalangan tertentu, paslon 'fiktif' nomor urut sepuluh, Nurhadi-Aldo, dapat diperkenalkan dan diterima berbagai kalangan yang merasa jenuh dengan politik. Kemunculan Nurhadi-Aldo berusaha mengkritik para elite politik dan memberi harapan baru dalam memperbaiki nuansa politik yang telanjur kaku serta saling serang.Â
Namun, kita tidak dapat memungkiri di balik keberadaan Nurhadi-Aldo sebagai paslon 'fiktif', kita tidak dapat memilihnya sebagai paslon dalam pemilu 2019. Keberadaan Nurhadi-Aldo sebagai paslon 'fiktif' dianggap mampu meningkatkan tingkat keapatisan warna negara dalam menentukan pilihan pada 17 April 2019.Â
Sebagai warga negara yang baik, kita harus memilih antara paslon nomor urut satu atau nomor urut dua. Mengenai Nurhadi-Aldo, kita hanya mampu menikmatinya sebagai guyonan dan kritik terhadap elite politik yang dapat mewarnai proses terselenggarakannya pemilu 2019. Jadi, jangan golput, ya!
(Oleh: Jonathan Farez S./KASTRATBEMFEBUGM)
References :
- APJII. (2018). Infografis Penetrasi & Perilaku Pengguna Internet Indonesia 2017.  (Accessed: 19 January 2019).
- Bayu, D. (2019) 'Minim Substansi, Debat Perdana Dinilai Tak Sumbang Elektabilitas', Katadata, 18 January. Â (Accessed at: 19 January 2019).
- BBC News Indonesia. (2019) 'Nurhadi-Aldo: satir politik dan skeptisme 'yang memuncak' jelang pilpres 2019' BBC News Indonesia, 8 January. Â (Accessed at: 17 January 2019).
- Farisa, F. (2018) 'Capres-Cawapres Dinilai Lebih Banyak Munculkan Sensasi Ketimbang Substansi', Kompas, 12 December. (Accessed at: 19 January 2019).
- Hadian, A. (2018) 'Mengadu Kebijakan Populis dari Program Ekonomi Jokowi dan Prabowo', Katadata, 2 October. Â (Accessed at: 19 January 2019).
- Johnson, D. (2007). Mapping the Meme: A Geographical Approach to Materialist Rhetorical Critism. Communication & Critical/Cultural Studies, 4(1), pp. 27-50
- Marshall, A. (1891). Principles of economics. London: MacMillan.
- P2P LIPI. (2018) Pusat Penelitian Politik LIPI Sosialisasikan Hasil Survei untuk Penguatan Demokrasi [Press Release]. 7 August.  (Accessed: 19 January 2019).
- Shifman, L. (2013). Memes in Digital World: Reconciling with a Conceptual Troublemaker. Journal of Computer-Mediated Communication, 18(3), pp. 362-377
- Tamtomo, A. (2018) 'INFOGRAFIK: Melihat Visi Misi Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandiaga', Kompas, 24 September. Â (Accessed: 20 January 2019).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H