Stakeholders yang dimaksud di sini di antaranya perusahaan itu sendiri, pekerja di perusahaan tersebut, masyarakat di lokasi tempat perusahaan beroperasi, lingkungan, serta seluruh pihak yang terdampak oleh aktivitas perusahaan.Â
Prinsip ketiga adalah conscious leadership. Prinsip ini berarti para pemimpin perusahaan harus fokus pada "kita", bukan pada "aku". Hal ini sekali lagi menunjukkan bahwa conscious capitalism berorientasi pada seluruh stakeholders, bukan hanya shareholders.
Prinsip terakhir dari conscious capitalism adalah conscious culture. Prinsip ini berarti conscious capitalism harus dibumikan dan dijadikan sebagai sesuatu yang membudaya, bukan hanya sebagai sebuah teori yang manis dibaca, tetapi realisasinya nihil adanya.Â
Kesimpulan
Sejak pertama kali dicetuskan, kapitalisme berhasil mengelevasi kehidupan manusia ke taraf yang tidak pernah dicapai sebelumnya. Tetapi, publik kini memandang kapitalisme sebagai suatu praktik yang memiliki lebih banyak dampak negatif dibanding dampak positif.
Buruknya persepsi publik ini salah satunya disebabkan oleh egoisme kapitalisme tradisional yang hanya mengutamakan keuntungan bagi para pemodal dan pemegang saham. Maka dari itu, diperlukan bentuk kapitalisme baru yang mampu mengubah nilai-nilai kapitalisme tradisional.Â
Bentuk kapitalisme baru itu adalah conscious capitalism. Dengan menerapkan conscious capitalism, perusahaan akan memiliki tujuan yang lebih mulia dibanding sekedar meraup keuntungan.
Di saat yang sama, perusahaan tetap dapat beroperasi secara berkelanjutan. Dengan kata lain, perusahaan mampu untuk menemukan ekuilibrium antara egoisme dan altruisme.Â
Referensi
Bonnici, F., Nilsson, W., Parker, M. 2016. Becoming a changemaker: Introduction to Social Innovation [MOOC]. https://www.coursera.org/learn/social-innovation?
Edelman. (2020). Edelman Trust Barometer 2020. https://www.edelman.com/trustbarometer