Mohon tunggu...
KASTRAT BEM FISIP UPNVJ
KASTRAT BEM FISIP UPNVJ Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ditjen Kajian Aksi Strategis BEM FISIP Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

Akun Kompasiana Direktorat Jenderal Kajian Aksi Strategis Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN Veteran Jakarta. Kabinet Astana Bimantara

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kebijakan dan Keadilan untuk Semua Mahasiswa

28 Februari 2023   22:35 Diperbarui: 28 Februari 2023   22:33 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku menemaninya untuk pulang ke kost-an ku. Tak ada yang mampu kulakukan untuk bisa menenangkan Ardian pasca terpukul, setiap kali ia berdiplomasi dengan petugas akademik fakultas, hingga menemui kegagalan.  Mungkin, hanya ini yang dapat membantu dia untuk menenangkannya sampai kondisinya tenang.

----OoOoOoO-----

Sadar bahwa agitasi dan propaganda tak melulu lewat berdemonstrasi, kuputuskan untuk melakukan agitasi melalui media sosial Twitter. Selama ini, tak banyak hal yang kulakukan untuk angkat bicara, perihal masalah sosial-ekonomi-politik di platform biru itu. Akan tetapi, untuk pertama dalam hidupku, aku mulai peduli tentang bagaimana media sosial bisa menjadi tempat berkeluh kesah dan mengumpulkan pendapat demi mendukung empati.

"Kepada seluruh Mahasiswa, aku anak yang besar di keluarga yang sederhana. Hanya ingin berbagi kisah kepada kalian yang suka berfoya-foya hanya demi diri sendiri. Banyak orang di luar sana yang sangat cerdas, bahkan berprestasi dan kritis, tetapi terbuang dari masyarakat, karena opini mereka adalah sampah bagi para rezim."

Aku mulai menuliskan kisah tentangnya, si mata hitam kecoklatan dengan rambut hitam polos. Tubuhnya sedikit kurus sejak pertama kami bertemu, dia yang selalu ceria dan memiliki kemampuan public speaking, hal inilah yang menarik untuk kutulis sebagai bagian dari dirinya kepada orang-orang.

Setelah panjang lebar, aku merasa sudah cukup untuk mengakhirinya dengan kalimat yang cukup membuatku merenung di kamar kost-an yang remang-remang, apakah aku seorang manusia yang idealis atau terburu oleh hawa nafsu yang menggebu akan perlawan yang tak bermartabat.

"Inilah tulisanku, mungkin mengakhiri tulisan utas ini hanyalah sebuah mimpi idealis yang diinginkan semua orang. Malangnya, dunia memahami, bahwa hal semacam ini adalah putaran roda yang terus bergulir, bahwasannya apa yang dipikirkan pada akhirnya harus takluk pada rasional kita yang terus berputar. Semoga dengan membaca tulisan ini, pada akhirnya membuka cara berpikir yang baru dalam memandang orang-orang yang kurang berada,  seperti dia."

Aku mengakhiri tulisan itu di kamarku yang sudah sepi di malam penuh dengan bintang-bintang ituhanya satu hal yang aku minta darinya setelah membaca seluruh utas itu. Jangan tangguhhkan Ardian dari kuliah, agar kelak menjadi sahabat yang selalu menemani, aku mau takdir dan waktu berbicara pada kami tentang bagaimana aku berusaha untuk menolongnya lepas dari keterpurukannya sebagai manusia.

Kepalaku mendongak keatas sambil mengamati bintang-bintang yang muncul di malam bulan separuh, hal yang membuatku sedikit tenang dari masalah yang menerpaku selama beberapa hari ini dan juga Ardian, kutatap puas-puas semua seluruh sapuan bintang dan komet yang berjatuhan hingga mataku mulai letih, sehingga mulai beranjak dari kasur dan tidur.

----OooOoOo-----

"Dirga!! Lu nulis apa di Twitter???"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun