Setelah beberapa menit yang terasa seperti seumur hidup, mereka berdua berhasil kembali ke teras dan duduk dengan tubuh gemetar. Ponsel mereka tergeletak di lantai, permainan slot online yang tadi menghibur kini menjadi sumber teror.
"Kita... kita harus berhenti main, Dan," kata Iki dengan suara bergetar. "Aku nggak mau ada apa-apa lagi."
Danu mengangguk setuju. Malam itu, mereka memutuskan untuk tidak pernah lagi bermain slot online di teras rumah. Bayangan sosok menyeramkan dengan mata merah itu terus menghantui pikiran mereka, mengingatkan akan malam penuh teror yang pernah mereka alami.
Dan setiap kali malam tiba, Danu selalu memastikan pintu dan jendela rumah terkunci rapat, berharap sosok itu tidak pernah kembali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H