Malam itu, angin berhembus kencang, membuat dedaunan di sekitar rumah Danu bergoyang seakan menari dalam kegelapan. Di teras rumahnya yang lapang, Danu dan sahabatnya, Iki, duduk bersebelahan, tenggelam dalam dunia slot online yang sedang mereka mainkan di situs kastabet.
"Ini, lihat nih! Aku hampir dapet jackpot," seru Danu dengan antusias, memperlihatkan layar ponselnya kepada Iki.
"Hampir nggak cukup, Dan," balas Iki sambil tertawa. "Tapi kalau kita terus main, siapa tahu malam ini malam keberuntungan kita."
Danu mengangguk setuju. Mereka berdua memang sudah terbiasa begadang bermain slot online, mencari kesenangan di tengah rutinitas harian yang monoton. Namun, malam ini terasa berbeda. Ada perasaan tidak nyaman yang menggelayuti hati Danu, sesuatu yang tidak bisa ia jelaskan dengan kata-kata.
"Eh, Iki, kamu nggak ngerasa ada yang aneh nggak?" tanya Danu, mencoba mengalihkan perhatiannya dari permainan.
"Aneh gimana?" Iki mengangkat alis, menatap Danu dengan bingung.
"Entahlah, rasanya kayak ada yang ngawasin kita dari tadi," jawab Danu sambil mengusap tengkuknya yang tiba-tiba terasa dingin.
Iki tertawa kecil. "Kamu paranoid aja kali. Udah, fokus main aja."
Namun, firasat Danu tidak bisa diabaikan begitu saja. Ia merasa ada sesuatu yang bergerak di balik pepohonan di ujung halaman. Setiap kali ia mencoba memperhatikan, bayangan itu menghilang seolah bersembunyi dari pandangan.
Waktu terus berlalu, dan tepat pada pukul 11 malam, suasana berubah menjadi semakin mencekam. Angin berhenti berhembus, dan malam menjadi begitu sunyi, seolah alam sedang menahan napas.
"Danu, kamu denger itu nggak?" tanya Iki tiba-tiba, suaranya bergetar.
Danu mengerutkan kening. "Denger apa?"
"Sssst! Dengerin deh," Iki menyuruh Danu diam dan mendengarkan dengan seksama. Di tengah keheningan malam, terdengar suara gemerisik pelan, seperti langkah kaki yang mendekat perlahan.
"Kita harus cek, Ki," bisik Danu, mencoba menenangkan dirinya sendiri. "Mungkin cuma hewan aja."
Dengan hati-hati, mereka berdua bangkit dari kursi dan mulai melangkah ke arah sumber suara. Senter di tangan Danu bergoyang-goyang, menciptakan bayangan menyeramkan di dinding dan pepohonan sekitar.
Ketika mereka mencapai ujung teras, suara itu tiba-tiba berhenti. Danu menyorotkan senternya ke sekeliling, tapi tidak ada apa-apa di sana, hanya kegelapan dan bayangan pepohonan yang bergoyang pelan.
"Tuh, kan, nggak ada apa-apa," kata Iki mencoba tersenyum, meski raut wajahnya menunjukkan kegugupan.
Namun, saat mereka berbalik untuk kembali ke tempat duduk, sesuatu yang mengerikan terjadi. Di depan mereka, berdiri sosok tinggi dengan mata merah menyala, menatap mereka tanpa berkedip. Sosok itu tampak seperti bayangan, tetapi kehadirannya begitu nyata dan menakutkan.
"Si... siapa kamu?" suara Danu bergetar, nyaris tak terdengar.
Sosok itu tidak menjawab, hanya mendekat perlahan. Langkahnya terdengar seperti gemerisik daun yang diseret. Iki mencoba berteriak, namun suaranya seakan terhenti di tenggorokan.
Tiba-tiba, sosok itu mengangkat tangan dan menunjuk ke arah ponsel Danu. Suaranya terdengar seperti bisikan dari dunia lain, "Berhenti bermain, atau kalian akan menyesal."
Dalam kepanikan, Danu dan Iki mundur perlahan, namun kaki mereka terasa kaku. Suara gemerisik semakin mendekat, dan dalam sekejap, sosok itu menghilang, meninggalkan mereka dalam kegelapan dan ketakutan yang luar biasa.
Setelah beberapa menit yang terasa seperti seumur hidup, mereka berdua berhasil kembali ke teras dan duduk dengan tubuh gemetar. Ponsel mereka tergeletak di lantai, permainan slot online yang tadi menghibur kini menjadi sumber teror.
"Kita... kita harus berhenti main, Dan," kata Iki dengan suara bergetar. "Aku nggak mau ada apa-apa lagi."
Danu mengangguk setuju. Malam itu, mereka memutuskan untuk tidak pernah lagi bermain slot online di teras rumah. Bayangan sosok menyeramkan dengan mata merah itu terus menghantui pikiran mereka, mengingatkan akan malam penuh teror yang pernah mereka alami.
Dan setiap kali malam tiba, Danu selalu memastikan pintu dan jendela rumah terkunci rapat, berharap sosok itu tidak pernah kembali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H